Logo Bloomberg Technoz

Berseberangan, saham–saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain saham PT Purisentul Permai Tbk (KDTN) yang drop 14%, saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) jatuh 10,99%, dan saham PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk (AMIN) ambles 10,22%.

Indeks KOSPI Korea Melesat pada Rabu 10 September 2025 (Bloomberg)

Pada tutup perdagangan, sejumlah Bursa Saham Asia kompak menguat. i.a KOSPI (Korea), Weighted Index (Taiwan), FTSE Straits Times (Singapore), Hang Seng (Hong Kong), NIKKEI 225 (Tokyo), Topix (Jepang), SENSEX (India), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), Shenzhen Comp. (China), KLCI (Malaysia), CSI 300 (China), SETI (Thailand), dan Shanghai Composite (China), yang masing–masing berhasil menguat 1,67%, 1,36%, 1,14%, 1,01%, 0,87%, 0,6%, 0,41%, 0,36%, 0,29%, 0,25%, 0,21%, 0,15%, dan 0,13%.

Adapun Bursa Asia berhasil melaju positif senada dari yang terjadi di Bursa Saham Amerika Serikat. Pada penutupan dini hari tadi, Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 finish di zona hijau bagi keduanya, dengan keberhasilan menguat 0,43% dan 0,27%.

Senada unggulnya, Nasdaq Composite berhasil menguat mencapai 0,37%.

Cerahnya IHSG dan Bursa Saham Asia tersulut setelah lebih banyak data yang menunjukkan pasar tenaga kerja mendingin, investor bersiap menghadapi angka inflasi yang akan dirilis. Laporan tersebut akan membantu menentukan arah pertemuan The Fed minggu depan serta ruang lingkup pelonggaran hingga tutup tahun 2025.

Pasar uang yang hampir sepenuhnya memproyeksikan tiga pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini, standarnya tinggi untuk Indeks Harga Produsen dan Konsumen. 

Sumber: CME FedWatch

Bagi Chris Zaccarelli dari Northlight Asset Management, meskipun kondisi lapangan kerja yang melemah seharusnya memudahkan The Fed untuk memangkas suku bunga, hal itu juga dapat meredam reli pasar baru-baru ini.

Menurut Stephen Kates dari Bankrate, inflasi yang lebih lemah dari prediksi bisa menyulitkan pengambilan kebijakan di tengah tekanan untuk memberikan stimulus melalui suku bunga lebih rendah, seperti yang dilaporkan Bloomberg News.

“The Fed hampir pasti memangkas 25 basis poin — kecuali terjadi penurunan inflasi yang jauh lebih tajam, yang bisa membuka peluang pemangkasan setengah poin,” tulis Ian Lyngen dan Vail Hartman dari BMO Capital Markets.

“Kami yakin pemangkasan seperempat poin lebih realistis. Data inflasi Agustus lebih penting untuk menentukan di mana siklus pemangkasan berakhir, bukan bagaimana dimulai.”

(fad)

No more pages