“Nah, yang mereka inginkan adalah lapangan-lapangan atau kesempatan-kesempatan yang mempunyai kepastian yang tinggi, terus monetisasinya cepat. Ya, jadi perizinan yang mudah, proses dari eksplorasi ke produksi itu juga bisa cepat, jalan lancar, insentifnya bagus, dan sebagainya,” ujar Moshe.
Untuk itu, ia meminta pemerintah agar mempersiapkan data-data kredibel ihwal 75 blok migas yang akan ditawarkan kepada investor. Data tersebut, menurutnya, akan memudahkan investor menentukan pilihannya dalam berinvestasi di sektor hulu migas tersebut.
Lalu, dia juga meminta pemerintah agar menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif di Indonesia. Salah satu aspek yang menjadi perhatian adalah kepastian regulasi. Menurutnya, regulasi migas di Indonesia kerap berubah-ubah mengikuti menteri teknis yang menangani sektor tersebut.
Tak ayal, lanjut Moshe, berubahnya regulasi dan menteri teknis tersebut juga bisa menyebabkan kebijakan insentif yang diberikan ke sektor hulu migas turut berubah.
“[Investor] yang tadinya mungkin enggak terlalu picky, jadi makin picky. Dari sisi pemerintah enggak cuma, 'oh ya sudah kita semuanya lelang sekarang,' tetapi kalau persiapannya enggak matang, yang tadi saya bilang, data, investasi, insentif, dan kepastian, dan lain sebagainya, ya percuma juga. Bukan masalah kuantitas, tetapi kualitas yang mereka cari,” tegas dia.
Kelebihan Pasok
Di pasar minyak dunia, OPEC+ akhir pekan lalu sepakat secara prinsip untuk kembali meningkatkan produksi bulan depan, mempertegas perubahan kebijakan aliansi tersebut untuk mengejar pangsa pasar alih-alih mempertahankan harga.
Dilaporkan Bloomberg, sejumlah anggota utama aliansi mengatakan mereka diperkirakan menyetujui tambahan produksi sekitar 137.000 barel per hari (bph) dalam rapat virtual pada Minggu (7/9/2025).
Peningkatan yang akan dilakukan bulan depan tersebut akan menjadi awal dari pengembalian produksi menjadi 1,66 juta bph yang sejatinya dijadwalkan bertahan hingga akhir 2026. Beberapa delegasi dalam rapat itu menambahkan, pembahasan masih berlangsung.
Tambahan produksi ini menandai pergeseran strategi besar OPEC+ yang makin nyata. Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok tersebut mengejutkan pasar dengan menaikkan produksi menjadi 2,2 juta barel setahun lebih cepat dari rencana semula setelah sebelumnya memutuskan untuk mengurangi produksi.
Harga minyak mentah telah melemah 12% tahun ini, tertekan oleh peningkatan pasokan dari negara-negara OPEC+ maupun produsen lain, serta dampak perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membebani permintaan.
Namun, pasar sejauh ini terbukti cukup tangguh menghadapi perubahan strategi tersebut, memberi Arab Saudi dan sekutunya kepercayaan diri untuk melepas lebih banyak pasokan.
Di dalam negeri, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan lelang blok migas tidak akan lagi dilakukan secara bertahap, guna mengebut target produksi minyak siap jual setidaknya 900.000 bph pada 2029.
“Kalau dibuat bertahap seperti itu, ya ini target untuk peningkatan lifting tidak akan tercapai. Jadi ya kita memiliki wilayah yang akan kita tawarkan, [ada] 75 [wilayah kerja/WK]. Seperti di toko, jadi kita pajangkan saja semua,” ujarnya ditemui usai rapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (3/9/2025).
Yuliot mengatakan penawaran blok migas secara serempak tersebut ditargetkan dapat dieksekusi paling lambat pada Oktober. Dia juga menegaskan skema lelang serempak itu akan dilakukan untuk seterusnya; tidak lagi kembali menggunakan mekanisme bertahap.
“Nanti [jika] ada badan usaha yang berminat, ‘saya mau di blok ini, di blok ini, di blok ini’, nanti berdasarkan badan usaha, mereka tertarik dua atau tiga, ya itu yang kita kompetisikan. Jadi polanya kita ubah,” tegas Yuliot.
Sekadar catatan, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi lifting migas mencapai 1,55 juta barel setara minyak per hari (bsmpd) per semester I-2025.
Realisasi lifting pada paruh pertama tahun ini lebih rendah 3,29% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang dipatok 1,61 juta bsmpd.
(azr/wdh)
































