BRICS, yang juga mencakup Afrika Selatan, semakin memicu kemarahan Trump karena anggotanya makin bertambah dari Asia dan Timur Tengah. Pada Juli, Presiden AS mengancam akan mengenakan tarif tambahan pada negara mana pun yang bersekutu dengan kebijakan "anti-Amerika" kelompok tersebut.
Trump juga berulang kali mengkritik upaya negara-negara anggota BRICS untuk meningkatkan perdagangan dalam mata uang mereka sendiri dan menghindari penggunaan dolar. Namun, tarif Trump justru semakin mendorong negara-negara BRICS memperkuat hubungan dengan Beijing.
Selama sepekan diplomasi berisiko tinggi, Xi menjamu Putin dan Modi di KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai di Tianjin. Dia juga menyambut puluhan pemimpin dunia lainnya, termasuk Kim Jong Un dari Korea Utara, ke Beijing untuk menghadiri parade militer pada 3 September yang menandai peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
New Delhi bertindak hati-hati dalam beberapa hari terakhir dalam hubungannya dengan Washington, setelah Trump tampaknya melunakkan sikapnya pada India setelah beberapa pekan terjadi ketegangan terkait tarif AS sebesar 50% atas barang-barang India.
Randhir Jaiswal, juru bicara Kementerian Luar Negeri India, mengatakan kepada wartawan dalam jumpa pers rutin pada Jumat bahwa Modi tidak akan hadir. Sebagai gantinya, negara Asia Selatan tersebut akan diwakili oleh menteri luar negerinya.
Pertemuan virtual para pemimpin BRICS pada Senin (8/9/2025) dijadwalkan hanya berlangsung beberapa jam, dimulai pukul 8 pagi ET (sekitar 19.00 WIB), menurut seorang pejabat pemerintah Brasil yang mengetahui rencana tersebut.
Menurut pejabat itu, pidato akan tertutup untuk pers dan setiap pemimpin akan memutuskan apakah akan mempublikasikan pernyataan mereka. Tidak akan ada pernyataan bersama pada akhir pertemuan.
(bbn)
































