Logo Bloomberg Technoz

Berikut kandidat yang berpotensi menggantikan Ishiba:

Sanae Takaichi

Sanae Takaichi (Bloomberg)

Konservatif garis keras ini menempati urutan teratas dalam banyak jajak pendapat terbaru soal siapa yang layak memimpin LDP. Takaichi, yang menjadikan mantan PM Inggris Margaret Thatcher sebagai inspirasi, nyaris mengalahkan Ishiba dalam pemilihan internal partai tahun lalu. Jika terpilih, ia akan menjadi perempuan pertama yang menjabat perdana menteri Jepang.

Seperti Thatcher, kepemimpinannya diperkirakan akan menggeser Jepang ke arah konservatif. Namun dalam hal ekonomi, Takaichi cenderung melanjutkan pelonggaran moneter dan belanja fiskal longgar—kebijakan yang bisa membuat investor khawatir soal kondisi fiskal Jepang. Meski demikian, dukungan dari kalangan kanan LDP kini menipis akibat pergeseran pemilih ke Sanseito. Sebagian kalangan menilai kepemimpinan Takaichi bisa mengembalikan LDP ke era Shinzo Abe, bukan menawarkan sesuatu yang benar-benar baru.

Shinjiro Koizumi

Shinjiro Koizumi (Bloomberg)

Putra salah satu perdana menteri reformis paling terkenal Jepang ini menjadi wajah kebijakan LDP untuk menekan harga beras—isu penting secara budaya dan politik. Sebagai menteri pertanian, Koizumi melepas stok darurat beras ke pasar grosir sehingga harga turun. Kebijakan itu mendapat apresiasi publik, tapi membuat marah para petani.

Meski upaya tersebut tak cukup menyelamatkan LDP di pemilu Juli, Koizumi dipandang mampu membuktikan bahwa dirinya tidak hanya bicara soal reformasi, tapi juga mampu mengeksekusinya. Ia sempat masuk tiga besar kandidat dalam pemilihan internal LDP tahun lalu, meski akhirnya kalah dari Ishiba.

Pada usia 44 tahun, Koizumi mewakili generasi baru yang berpotensi meraih dukungan pemilih tradisional LDP maupun swing voters. Namun kecenderungan liberalnya bisa menjauhkan simpatisan sayap kanan.

Yoshimasa Hayashi

Yoshimasa Hayashi (Bloomberg)

Sekretaris kabinet dan salah satu orang terdekat Ishiba ini dianggap sebagai kandidat penerus. Ia diyakini tidak akan menimbulkan gejolak besar di pasar. Hayashi kerap dipandang lebih dekat dengan China dibanding tokoh LDP lain, namun ia menolak label “pro-China” dan menegaskan bahwa dirinya hanya mengutamakan dialog.

LDP sering mengandalkan Hayashi sebagai peredam krisis. Saat kabinet butuh pengganti untuk menteri yang lengser, Hayashi kerap hadir untuk menenangkan situasi—rekam jejak yang ia tonjolkan dalam pemilihan internal tahun lalu. Ia menempuh pendidikan di Universitas Harvard dan sebagian besar masa pemerintahan Kishida dihabiskan sebagai menteri luar negeri.

Takayuki Kobayashi

Takayuki Kobayashi (Bloomberg)

Politikus muda konservatif ini sempat dianggap kuda hitam tahun lalu, namun berhasil menancapkan namanya di benak anggota LDP dan publik. Mantan menteri keamanan ekonomi ini belakangan aktif menjalin komunikasi dengan Taiwan serta menekankan pentingnya membangun rantai pasok yang tidak bergantung pada China.

Kobayashi memulai karier di Kementerian Keuangan dan lulusan Harvard Kennedy School. Bagi kalangan kanan LDP, ia bisa menjadi alternatif muda dari Takaichi, dengan citra yang tidak terlalu mirip “Abenomics 2.0”.

Katsunobu Kato

Katsunobu Kato (Bloomberg)

Menteri Keuangan Kato kurang mendapat dukungan pada pemilihan LDP September lalu, tetapi reputasinya sebagai sosok yang bisa menjembatani konservatif dan reformis membuatnya menarik. Eks pejabat Kementerian Keuangan ini pernah memegang peran penting di bawah tiga perdana menteri terakhir.

Sebagai juru bicara pemerintah, ia dikenal mampu menenangkan publik, dan saat menjabat menteri kesehatan, ia memimpin respons Jepang menghadapi pandemi Covid-19. Kini sebagai menteri keuangan, Kato menjalin komunikasi dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent, bahkan berhasil memisahkan isu mata uang dari pembahasan utama perdagangan.

Toshimitsu Motegi

Toshimitsu Motegi (Bloomberg)

Politikus senior ini menampilkan dirinya sebagai negosiator ulung, dengan pengalaman menghadapi Donald Trump pada masa jabatan pertamanya. NHK melaporkan, ia berencana maju untuk memimpin LDP dan membangun kembali partai.

Motegi (69 tahun) pernah menjabat sebagai menteri luar negeri, menteri perdagangan, hingga sekretaris jenderal LDP. Namun, ia kurang memiliki daya tarik publik sebesar kandidat lain. Motegi pernah menyerukan agar bank sentral Jeopang (BOJ) lebih jelas menunjukkan niat untuk menormalisasi kebijakan moneter demi mendukung yen, karena mata uang lemah bisa memicu kenaikan harga. Ia juga mendukung pemotongan pajak sementara dari penerimaan tambahan negara.

Kono Taro

Kono Taro (Bloomberg)

Mantan menteri luar negeri dan pertahanan ini dikenal berkarakter tegas dan pernah menjabat menteri digital yang mendorong penghapusan penggunaan stempel nama dalam program digitalisasi.

Kono kerap maju dalam kontestasi kepemimpinan LDP meski selalu gagal. Ia juga vokal dalam isu moneter, bahkan bulan lalu mendesak BOJ mengetatkan kebijakan, dengan alasan inflasi yang terjadi beberapa tahun terakhir. Kono juga meminta namanya ditulis sesuai gaya Jepang, dengan nama keluarga lebih dulu: “Kono Taro.”

(bbn)

No more pages