David menambahkan, situasi keamanan dalam dua hari terakhir sudah relatif terkendali. Menurutnya, kondisi saat ini berbeda dengan krisis 1998, di mana sentra ekonomi seperti pasar, pusat perbelanjaan modern (mall), dan sektor rill lainnya tidak terganggu serta berjalan normal.
“Kalau dari sisi fundamental nggak ada persoalan. 1998 kan semuanya memburuk sebelum ada ricuh politik dan keamanan zaman itu. Indikator perbankan, indikator rupiah, inflasi tinggi, semuanya jelek. Kalau sekarang fundamental makro-nya oke,” jelasnya.
Sementara itu, terkait investor asing, ia menyebut ada tanda-tanda masuk kembali terutama dalam sebulan terakhir baik di pasar saham maupun obligasi.
“Kalau di saham asing itu net outflow sekitar US$3,5 miliar di puncak, tapi 2–3 minggu lalu pelan-pelan mereka masuk. Sekarang net outflow tinggal US$3,2 miliar. Sedangkan di obligasi, asing itu net buy masih US$4,3–4,5 miliar,” paparnya.
Dia menilai investor asing masih menunggu kinerja emiten setelah pergantian pemerintahan, sementara investor domestik menjadi penopang utama rebound pasar.
Untuk prospek ke depan, ia menekankan pentingnya percepatan program pemerintah dan stabilitas keamanan. “Kalau itu semua terpenuhi, saya pikir asing akan masuk lagi. Mereka tidak masalah masuk meski harga sudah tinggi, yang penting semua secure dan risiko bisa dimitigasi,” jelasnya.
Sejumlah Mal Tutup Saat Aksi Demonstrasi
Pada pemberitaan Bloomberg Technoz sebelumnya, disebutkan sejumlah pusat perbelanjaan memilih menghentikan sementara kegiatan operasionalnya sebagai respons atas aksi demonstrasi yang berujung kericuhan.
Mal Atrium Senen menutup sementara sejak Sabtu dengan alasan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pengunjung maupun karyawan, tanpa menyebutkan kapan akan kembali dibuka.
Lippo Mal Nusantara juga sempat menutup lebih awal pada Jumat pukul 12.30, namun kembali beroperasi normal keesokan harinya. Sementara itu, Tunjungan Plaza Surabaya mengambil langkah serupa dengan menghentikan aktivitas pada hari ini akibat kondisi yang tidak kondusif pascaaksi massa di pusat kota.
Di sisi lain, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) optimistis operasional mal dapat segera kembali normal setelah sempat terganggu oleh aksi demonstrasi massal yang terjadi di Jakarta dan sejumlah kota besar sejak Jumat (29/8/2025).
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja menegaskan, pengelola pusat perbelanjaan sebagai fasilitas publik akan terus berupaya memberikan layanan bagi kebutuhan masyarakat, dengan tetap menempatkan kenyamanan dan terutama keamanan pengunjung sebagai prioritas utama.
“Namun, tentunya dengan tetap mengutamakan dan mengedepankan faktor kenyamanan serta terutama faktor keamanan pengunjung,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (30/8/2025).
(dhf)






























