Kementerian Luar Negeri China belum menanggapi permintaan komentar dari awak media.
Xi memanfaatkan unjuk kekuatan militer tersebut bersama dengan KTT para pemimpin Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) awal pekan ini untuk menegaskan kehadiran negaranya di panggung dunia.
Xi berharap bisa menggunakan pengaruhnya untuk mengikis pengaruh AS, terutama di Asia, di mana China dan AS menghadapi potensi konflik militer terkait Taiwan—pulau berpemerintahan sendiri yang dianggap Beijing sebagai wilayahnya.
Saat ditanya apakah parade tersebut menantang kekuasaan AS, Trump sebelumnya menepis klaim tersebut. "Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Presiden Xi, seperti yang Anda ketahui," ucapnya pada wartawan di Ruang Oval beberapa jam sebelum parade. "Namun, China membutuhkan kita jauh lebih daripada kita membutuhkan mereka."
Secara terpisah, Trump menyatakan keyakinannya bahwa Beijing tidak akan mengarahkan aset pertahanannya ke AS di masa mendatang.
"Kita memiliki militer terkuat di dunia," kata Trump dalam wawancara radio dengan Scott Jennings, komentator konservatif. "Mereka tidak akan pernah menggunakan militer mereka ke kita—percayalah, itu akan menjadi hal terburuk yang pernah mereka lakukan."
Meski Trump telah mendekati Putin sejak kembali menjabat sebagai Presiden AS untuk mengakhiri perang di Ukraina, hubungan antara keduanya merenggang seiring Rusia terus menyerang negara tetangganya.
Di Ruang Oval sebelumnya, Trump mengatakan ia baru-baru ini "mendapatkan informasi yang sangat menarik" tentang Putin. Dia menambahkan ia "mengamati dengan saksama" untuk melihat apakah pemimpin Rusia itu akan melunak dan menjadwalkan pertemuan dengan mitranya dari Ukraina, Volodymyr Zelenskiy.
"Kita lihat saja nanti apakah ada hasilnya. Jika tidak, kita akan mengambil sikap yang berbeda," tegas Trump.
China menggunakan parade ini untuk memperingati 80 tahun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Pertunjukan yang terkoordinasi dengan apik ini dihadiri oleh puluhan kepala negara dan pemerintah, termasuk dari Vietnam, Malaysia, Indonesia, Pakistan, Belarus, Iran, Serbia, dan Slovakia.
(bbn)































