Logo Bloomberg Technoz

"Meski saya yakin situasi ini perlu dipantau, hal ini memperkuat gagasan bahwa memiliki premi risiko yang memadai, atau margin keamanan, dalam investasi sangatlah penting, dan pendekatan yang terdiversifikasi sangatlah penting."

Obligasi 15 tahun Indonesia berkinerja lebih buruk dari obligasi 2 tahun. (Bloomberg)

Dukungan terbaru BlackRock terhadap obligasi Indonesia muncul setelah negara terbesar Asia Tenggara ini mengalami aksi jual saham dan obligasi lebih lanjut, menyusul protes akhir pekan lalu terhadap kenaikan biaya hidup dan ketimpangan. 

Ketidakstabilan politik, yang juga memengaruhi Thailand saat ini, mendorong banyak investor mempertimbangkan kembali prospek ekonomi kawasan ini dan manfaat pelonggaran moneter lebih lanjut oleh bank sentral setempat.

Presiden Prabowo Subianto membatalkan kunjungannya ke China setelah kerusuhan mematikan, di mana rumah menteri keuangan dan beberapa anggota parlemen dijarah. Pada Minggu, Prabowo mengumumkan parlemen akan menghapus tunjangan besar para anggotanya, yang menjadi sumber kemarahan masyarakat.

Terlepas dari gejolak pasar terbaru, Saigal mengatakan "imbal hasil riil" sekitar 3% pada obligasi Indonesia merupakan "margin keamanan yang layak."

Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 15 tahun naik sekitar tujuh basis poin sejak aksi jual besar-besaran dimulai pada Jumat, menghapus sebagian besar penurunan awal sejak pemangkasan suku bunga terakhir oleh Bank Indonesia.

Penambahan obligasi jangka panjang Indonesia ditujukan untuk dana global tanpa batasan dan dana obligasi mata uang lokal Asia milik manajer investasi AS, menurut Saigal, yang merupakan manajer portofolio keduanya.

BlackRock memegang obligasi Indonesia selama "12-18 bulan terakhir" dalam dana pendapatan tetap global tanpa batasan, di mana Indonesia menyumbang 5%-15% dari sejumlah surat utang Asia. Perusahaan ini memiliki alokasi lebih besar terhadap Indonesia dalam portofolio obligasi mata uang lokal Asia-nya.

"Meski ketegangan ini mungkin tidak membantu sentimen pasar dalam jangka pendek, saya ingin menegaskan kembali bahwa kepemilikan asing atas obligasi Indonesia sudah di level terendah dalam puluhan tahun terakhir," kata Saigal.

"Ketegangan ini juga berpotensi menciptakan dan mempercepat perubahan struktural positif yang dapat bermanfaat bagi negara dalam jangka panjang."

Memang pada Senin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berjanji akan memperbaiki kebijakan pemerintah. Sinyal ini meyakinkan para pengamat pasar bahwa dia akan terus mengelola perekonomian. Investor memandangnya sebagai sosok yang aman dan teguh untuk menjaga disiplin fiskal. 

Investor internasional telah menggelontorkan US$2,05 miliar ke pasar obligasi pemerintah Indonesia pada kuartal ini, menuju arus masuk terbesar sejak kuartal III-2024.

Meski ada arus masuk terbaru, kepemilikan asing tetap tipis menurut standar historis: sekitar 15% dari pasar per 28 Agustus, turun dari 39% pada awal 2020, menurut data yang dikumpulkan Bloomberg.

(bbn)

No more pages