Selain itu, dia melanjutkan, berbagai indikator ekonomi juga menunjukkan hasil yang menggembirakan. Salah satunya, PMI Manufaktur membaik ke angka 51,5 didorong oleh ekspansi output dan permintaan baru. Padahal, sebelumnya 46,7 pada April, 47,4 Mei, 46,9 Juni, dan 49,2 pada Juli 2025.
Inflasi juga terkendali di level 2,37% pada Juli 2025. "Siang ini juga akan dirilis angka inflasi Agustus dan kami yakin masih terkendali."
Neraca perdagangan yang konsisten surplus. "Pada hari ini juga akan dirilis angka neraca dagang bulan Agustus."
Selanjutnya, nilai tukar rupiah tercatat stabil, meski pada 29 Agustus menjadi Rp16.490/US$ atau terdepresiasi 2,35% sejak awal tahun.
Konsumsi domestik juga masih kuat, seiring meningkatnya mobilitas masyarakat. Kenaikan aktivitas belanja ritel, baik offline maupun online, dan dorongan stimulus untuk daya beli.
Peningkatan investasi seiring impor barang modal tumbuh kuat, yakni 32,5% yoy pada kuartal II 2025, dan industri pengolahan yang tumbuh positif, yakni 5,08% yoy pada kuartal II 2025, menunjukkan aktivitas pembangunan pabrik dan fasilitas produksi baru, "artinya ada potensi ekspansi di kuartal III 2025."
Dia mengatakan tingginya perputaran uang dan transaksi keuangan di berbagai provinsi menunjukkan masih tingginya aktivitas ekonomi secara spasial.
(lav)





























