“Kami tetap konsisten dalam hal-hal strategis, baik optimalisasi bisnis inti, investasi dan akuisisi yang relevan, maupun ekspansi ke area bisnis baru,” kata dia.
Manajemen ASII menegaskan bahwa arah bisnis perusahaan ke depan akan seimbang antara penguatan tujuh lini usaha inti dan pengembangan pilar baru.
Tujuh bisnis inti yang menopang laba perusahaan selama ini meliputi otomotif dan mobilitas, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, energi dan konstruksi, agribisnis, teknologi informasi, serta infrastruktur dan properti.
Di luar itu, Astra juga menyiapkan tiga pilar baru yang dinilai prospektif untuk jangka panjang, yakni infrastruktur, kesehatan, dan mineral.
Sejumlah langkah sudah ditempuh, antara lain investasi di rumah sakit Hermina dan Halodoc untuk sektor kesehatan, masuk ke komoditas emas dan nikel di mineral, hingga pembangunan jalan tol, gudang logistik modern, dan pusat data di sektor infrastruktur.
“Selama sektor tersebut punya prospek menjanjikan serta membuka peluang sinergi dengan bisnis Astra yang ada, maka akan kami pertimbangkan untuk investasi lebih lanjut,” kata Wakil Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII), Rudy.
Termasuk United Tractors (UNTR)
Diversifikasi bisnis juga tengah digarap oleh PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha Astra yang bergerak di sektor alat berat dan pertambangan. Perusahaan ini telah merambah ke dua komoditas mineral, yakni emas dan nikel, melalui akuisisi sejumlah entitas.
Manajemen menyebutkan bahwa ke depan United Tractors masih akan mencari peluang di komoditas lain, khususnya tembaga. Komoditas ini dinilai memiliki keterkaitan erat dengan emas dan berpotensi menjadi fokus baru.
“Sementara mineral lain masih dalam tahap studi, baik dari sisi industri maupun teknikal,” ungkap manajemen.
Dengan langkah ini, United Tractors diproyeksikan semakin mengurangi ketergantungan pada bisnis batu bara dan memperluas basis pendapatan di sektor mineral yang lebih beragam.
(dhf)

































