Logo Bloomberg Technoz

"Dengan demikian, angka 5,12% Q2 valid sebagai statistik resmi, sementara perluasan pencatatan, termasuk KEK, adalah pembaruan berkualitas prospektif yang meningkatkan presisi level dan distribusi sektoral/spasial," kata Josua.

Dia menyebutkan bahwa angka pertumbuhan ekonomi 5,12% juga terkonfirmasi oleh indikator pendukung, yakni ekspor turunan crude palm oil (CPO) menguat, ekspor bahan antara berbasis sawit naik, hilirisasi nikel mendorong ekspor feronikel dan nickel oxide sinters, transportasi-pergudangan tumbuh dengan dukungan kenaikan pengiriman kargo. Kemudian, pariwisata pulih, serta penyerapan tenaga kerja nasional bertambah.

"Memang ada nuansa mixed pada basis kuartalan, namun sinyal tahunan tetap kuat dan konsisten dengan pertumbuhan sekitar 5%," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan capaian pertumbuhan ekonomi ini ditopang oleh konsumsi domestik yang solid, aktivitas investasi dan ekspor yang meningkat, aktivitas dunia usaha yang ekspansif, serta dukungan APBN.

“Kami akan terus mengoptimalkan peranan APBN untuk terus mendukung perekonomian melalui fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi,” ujar Sri Mulyani.

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97% didukung inflasi yang terjaga di 2,18%. 

Belanja masyarakat meningkat terutama di sektor transportasi, restoran, dan akomodasi, seiring libur sekolah dan hari besar keagamaan yang disertai stimulus pemerintah seperti diskon tarif transportasi dan penurunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

“Sehingga pada masa libur sekolah dan hari besar keagamaan telah mampu untuk menstimulus perekonomian melalui insentif maupun signaling dari pemerintah dan support dari APBN,” katanya.

Investasi (PMTB) mencatat kenaikan signifikan 6,99% pertumbuhan tertinggi sejak triwulan II/2021. Investasi bangunan tumbuh 4,89%, sementara investasi mesin melonjak 25,3%.

Realisasi investasi langsung mencapai Rp477,7 triliun, didorong pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 30,5% (yoy). Belanja modal pemerintah juga meningkat 30,37%, utamanya pada peralatan dan mesin.

“Kita harap ini menggambarkan adanya optimisme dan rencana untuk investasi ke depan, terutama ditopang dengan policy-policy pemerintah untuk mempermudah iklim usaha, deregulasi, dan memperbaiki berbagai iklim investasi di Indonesia,” ungkap Menkeu.

Sementara itu, ekspor barang tumbuh 10,67%, sementara ekspor jasa naik 11,17% berkat peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara. Di sisi lain, impor bahan baku dan barang modal yang tumbuh 12,17% diharapkan memperkuat produksi manufaktur di periode berikutnya.

Dari sisi produksi, sektor industri pengolahan tumbuh 5,68%, didukung hilirisasi dan peningkatan permintaan domestik. Industri logam dasar tumbuh 14,9%, industri makanan dan minuman naik 6,2%, industri kimia dan farmasi tumbuh 9,4%, serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat pertumbuhan 13,82%. Sektor perdagangan naik 5,37%, konstruksi 4,98%, transportasi dan pergudangan 8,52%, serta informasi dan komunikasi 7,92%.

(red)

No more pages