Bahkan rupiah pun berpotensi menguat pekan ini. Sepanjang minggu ini, ada kemungkinan rupiah bisa menyentuh level Rp 16.200/US$. Penembusan di titik ini berpotensi membuat rupiah lebih perkasa lagi di kisaran Rp 16.100/US$.
Namun kalau rupiah kembali melemah, maka target support terdekat adalah Rp 16.400/US$. Penembusan di titik ini berisiko melongsorkan mata uang Ibu Pertiwi ke level US$ 16.500/US$.
Dolar AS Lesu
Rupiah bisa mendapat angin segar dari kelesuan dolar AS. Akhir pekan lalu, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) jatuh 0,92% ke 97,716.
Indeks ini pun menyentuh titik terendah sejak 25 Juli atau hampir sebulan terakhir.
Kelesuan dolar AS datang usai simposium tahunan bank sentral Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming, akhir pekan lalu. Dalam acara tersebut, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell memberikan pidato. Powell mengungkapkan bahwa The Fed akan terbuka akan kemungkinan menurunkan suku bunga acuan dalam rapat bulan depan.
“Stabilitas tingkat pengangguran dan berbagai indikator pasar tenaga kerja lainnya memungkinkan kami untuk memulai proses mengubah posisi (stance) kebijakan moneter dengan hati-hati ,” sebut Powell, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Sepertinya pernyataan Powell tersebut membuat pasar kembali yakin bahwa The Fed bakal memangkas suku bunga acuan dalam rapat bulan depan. Mengutip CME FedWatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke 4-4,25% dalam rapat September kini berada di 87,3%. Naik ketimbang peluang seminggu yang lalu yakni 85,4%.
“Pasar Asia akan terangkat dengan ekspektasi penurunan suku bunga acuan pada September,” tegas Gerald Tan, Deputy Chief Investment Officer di Reed Capital yang berbasis di Singapura, seperti dikutip dari Bloomberg News.
“Pelemahan dolar AS akan mengangkat mata uang Asia Namun kecuali The Fed berkomitmen untuk menerapkan kebijakan moneter longgar secara berkelanjutan, maka reli ini sepertinya tidak akan berumur panjang,” tambah Priyanka Kishore, Principal Economist di Asia Decoded, juga diberitakan Bloomberg News.
(aji)





























