Sebaliknya, premi Brent terhadap Dubai, patokan minyak mentah Timur Tengah, jatuh ke level terendah sejak April.
Salah satu alasannya, pedagang memperkirakan pasar bakal banjir pasokan dalam beberapa bulan ke depan, baik dari luar maupun dari dalam aliansi OPEC+.
“Kita makin dekat dengan kondisi oversupply,” kata Gary Ross, konsultan minyak veteran yang kini menjadi manajer hedge fund di Black Gold Investors LLC.
“Orang sudah lama membicarakan hal ini, semua proyeksi neraca kuartal IV cenderung bearish dan sekarang kita makin dekat ke tebing itu.”
Banjir pasokan diperkirakan muncul mulai kuartal depan, terutama karena OPEC+ memulihkan sebagian besar produksi yang ditahan saat Covid-19, ditambah peningkatan produksi dari AS, Brasil, dan Guyana.
OilX, bagian dari konsultan Energy Aspects Ltd., memperkirakan produksi minyak global rata-rata tahun ini sekitar 1,4 juta barel per hari lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.
Angka itu lebih dari dua kali lipat perkiraan pertumbuhan permintaan sepanjang tahun dari International Energy Agency.
“Kuartal IV tahun ini dan kuartal I tahun depan terlihat jelas akan melemah,” kata Aldo Spanjer, kepala strategi energi di BNP Paribas SA.
Kebijakan agresif Trump di bidang perdagangan dan luar negeri juga mengalihkan arus pasokan serta memicu ketidakpastian dan volatilitas.
Kilang India, misalnya, memborong sekitar 20 juta barel minyak di pasar spot bulan ini, menurut perhitungan Bloomberg, karena menghindari pasokan Rusia.
Meski dalam beberapa hari terakhir mereka kembali membeli minyak dari Rusia, keberlanjutan tren itu masih dipertanyakan.
Tekanan Trump agar negara-negara mempersempit surplus dagang dengan AS juga mulai terasa.
Sebuah kilang di Pakistan sepakat pada akhir Juli membeli kargo perdana minyak AS, sementara Idemitsu Kosan Co. Jepang awal bulan ini mengaku membeli volume kecil minyak AS akibat tekanan tarif.
Pelebaran tipis selisih harga Brent-Dubai membuka peluang masuknya minyak AS dan Afrika Barat secara kompetitif ke Asia, kata June Goh, analis senior pasar minyak di Sparta Commodities.
“WTI khususnya masuk dengan harga sangat murah ke Asia, membuka pasar baru ke Pakistan dan Vietnam.”
(bbn)































