“Apalagi gempuran produk-produk impor sejenis dengan harga yang lebih murah semakin masif masuk pasar domestik, tentu faktor ketersediaan dan harga energi yang stabil kompetitif sangat membantu industri dalam negeri bisa bersaing melawan produk-produk impor tersebut.” katanya
Maka dari itu, KSPI menyatakan keberatan atas kebijakan pengetatan pasokan HGBT tersebut. Ia mengkhawatirkan akan adanya penurunan produksi yang turun yang berimbas pada pengurangan pekerja di sektor-sektor industri tersebut.
“Info yang kami terima sudah ada yang mulai lakukan efesiensi pekerja dan merumahkan sebanyak 700 an pekerja.” tambah Ristadi.
Ristadi menyebut, jumlah pekerja industri padat energi ini seperti industri keramik, baja, kaca, petrokimia berjumlah kira-kira 150 ribuan pekerja. Dengan demikian ada ratusan ribu pekerja industri padat energi ini akan dibayangi ancaman PHK akibat kebijakan pengetatan pasokan HGBT.
“Belum lagi sektor industri lain yang juga membutuhkan komponen bahan dari kaca, baja, keramik, maka akan ada efek domino ancaman PHK sektor industri lainya tersebut.” tambahnya.
Oleh karenanya Ia mengatakan bahwa sebaiknya kebijakan pengetatan pasokan HGBT ini dikaji ulang dan dibatalkan lantaran hal ini dinilai memberatkan industri dengan kebutugan energi yang besar.
(ell)
