Logo Bloomberg Technoz

Ini sudah terlihat pada kuartal II-2025 di mana pendapatan bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) BBRI tercatat 7,8%. Naik 16 basis poin (bps) dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Ini didukung oleh kontribusi yang lebih besar dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian di segmen mikro, di mana NIM naik dari 20,3% menjadi 24,1%. Hasilnya imbal hasil (yield) segmen mikro tetap stabil dan menurunkan tekanan di portofolio lainnya,” jelas riset Sinarmas Sekuritas.

Sementara JPMorgan menyematkan predikat netral terhadap BBRI. Target harga BBRI berada di Rp 3.900. Ini mencerminkan P/B di 1,53 kali.

Meski demikian, JPMorgan menyertakan beberapa faktor yang bisa menjadi pengungkit (upside risk) BBRI. Pertama adalah potensi penurunan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL).

Pada kuartal II-2025, NPL BBRI untuk segmen hanya bank (bank only) ada di 3,23%.

“Manajemen sedang dalam proses menangani dan membersihkan isu NPL ini,” sebut riset JPMorgan.

Sementara biaya kredit (credit cost) juga menjadi sorotan JPMorgan. Pada kuartal II-2025, credit cost BBRI ada di 308 bps. Turun 44 bps dibandingkan kuartal sebelumnya. Penurunan credit cost lebih lanjut bisa menjadi upside risk bagi BBRI.

Kedua adalah kemampuan untuk mempertahankan NIM di level yang sehat. “Potensi kenaikan NIM bisa mendukung revisi positif,” tambah riset JPMorgan.

(red)

No more pages