Sebagaimana diketahui, Sepanjang Januari hingga Agustus terdapat 22 emiten baru yang melantai di Bursa Efek Indonesia, empat diantaranya merupakan emiten dengan kapitalisasi pasar jumbo.
Rinciannya PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) menghimpun dana hasil penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp624 miliar, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) senilai Rp2,29 triliun, PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) sebesar Rp2,04 triliun serta PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) sebesar Rp2,37 triliun.
Target Bursa 2025
Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebagian target bisnis utama 2025 sudah tercapai, bahkan ada yang melampaui, meski tahun belum berakhir. Iman Rachman menyebutkan, pihaknya memiliki tiga sasaran utama di akhir tahun, yaitu rata-rata nilai transaksi harian (RNTH), jumlah efek baru, dan pertumbuhan investor.
Untuk RNTH, BEI menargetkan Rp13,5 triliun. Hingga 8 Agustus 2025, realisasi telah mencapai Rp13,56 triliun, dengan volume transaksi harian sebesar 22 miliar lembar saham dan frekuensi rata-rata 1,29 juta kali transaksi.
Sasaran kedua, jumlah efek baru, telah melampaui target. Dari target 407 efek baru, termasuk saham, obligasi, sukuk, ETF, dan instrumen sekuritisasi lainnya, BEI sudah mencatat 428 efek baru per 8 Agustus. Dari jumlah tersebut, penghimpunan dana di pasar saham mencapai Rp10,4 triliun, sementara dari obligasi dan sukuk sebesar Rp132,2 triliun. Secara total, dana yang dihimpun mencapai sekitar Rp144 triliun.
Sasaran ketiga, penambahan investor, juga menunjukkan capaian signifikan. BEI menargetkan penambahan 2 juta investor baru sepanjang 2025, namun hingga awal Agustus jumlahnya sudah mencapai 2,7 juta investor baru.
“Kalau melihat capaian per 8 Agustus, target akhir tahun insyaallah sudah terpenuhi,” ujar Iman.
(dhf)






























