Logo Bloomberg Technoz

"Penurunan ADRO dari indeks utama bukan hanya karena “pelemahan”, tapi karena redistribusi nilai ke AADI yang kini mengusung narasi pertumbuhan baru di sektor infrastruktur energi. Passive fund yang mereplikasi MSCI Global Standard kemungkinan akan melakukan rebalancing dengan mengalihkan sebagian alokasi dari ADRO ke AADI, tergantung pada kebijakan fund masing-masing. Namun, total inflow tidak serta-merta hilang dari grup Adaro secara keseluruhan—hanya berpindah entitas," jelas Liza dalam risetnya, dikutip Minggu (10/8/2025).

Dia menambahkan, Dampak harga saham ADRO akan ditentukan oleh persepsi pasar atas pembentukan nilai pasar pasca-spin-off. Jika pasar menilai ADRO menjadi lebih “bersih” sebagai pure coal play, maka potensi re-rating masih terbuka—meskipun perlu diakui, turunnya permintaan batu bara global dan fluktuasi harga komoditas tetap menjadi risiko utama.

Sementara itu, AADI berpotensi menarik minat fund thematic atau ESG-related yang lebih menyukai profil infrastruktur dan energi bersih, meskipun ukuran indeksnya masih Small Cap untuk saat ini.

Positif untuk CUAN

Duo saham Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Petrosea Tbk (PTRO) termasuk saham yang masuk menjadi konstituen.

CUAN menjadi konstituen MSCI Global Standard Index mendampingi saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA). Sedang PTRO masuk konstituen MSCI Small Cap Index bersama ADRO.

"Masuknya DSSA dan CUAN  ke dalam MSCI Global Standard Index berpotensi memicu inflow signifikan dari dana institusi global, mengingat banyaknya passive fund yang mereplikasi indeks ini," ujar Liza.

"Berdasarkan historis kasus serupa, menurut Liza, saham yang masuk ke MSCI Global Standard rata-rata mengalami kenaikan volume dan harga satu hingga dua pekan menjelang effective date, seiring aksi front-running oleh investor ritel dan aktif fund. Namun, pergerakan cenderung volatil menjelang hari H karena aksi ambil untung (sell on news)."


(red)

No more pages