Para investor dan ekonom kini semakin waspada terhadap tanda-tanda pelemahan lanjutan di pasar kerja, menyusul laporan ketenagakerjaan pemerintah bulan Juli yang menunjukkan perlambatan penciptaan lapangan kerja lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.
Laporan tersebut juga mencakup revisi penurunan yang cukup signifikan terhadap data bulan Mei dan Juni, yang kemudian mendorong Presiden AS Donald Trump memecat kepala Biro Statistik Tenaga Kerja. Hal ini juga memicu ekspektasi bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan mereka berikutnya di bulan September.
Pertumbuhan lapangan kerja memang melambat dalam beberapa bulan terakhir, seiring dengan meningkatnya kehati-hatian perusahaan dalam mengambil keputusan terkait tenaga kerja, menyusul kebijakan ekonomi Trump dan ketidakpastian yang ditimbulkan—terutama terkait tarif perdagangan.
Secara umum, jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) masih tergolong moderat sepanjang tahun ini. Namun, sejumlah perusahaan besar belakangan mengumumkan rencana pemangkasan karyawan, termasuk Merck & Co dan Intel Corp. Universitas Stanford juga berencana mengurangi lebih dari 300 staf, menambah daftar institusi pendidikan yang terpaksa melakukan efisiensi akibat pemotongan dana dari pemerintah pusat.
Sementara itu, setelah disesuaikan secara musiman, klaim awal tunjangan pengangguran mengalami kenaikan pekan lalu. Negara bagian Massachusetts dan Texas mencatat peningkatan tertinggi.
Data terpisah yang dirilis Kamis juga menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja AS kembali meningkat pada kuartal kedua seiring dengan pertumbuhan ekonomi, melanjutkan tren peningkatan efisiensi yang membantu menahan tekanan inflasi dari sisi upah.
(bbn)


































