Indeks dolar AS masih stabil sedikit menguat 0,07% di level 98,23 pada saat yang sama.
Secara teknikal, rupiah sudah menembus resistance terdekat dan selanjutnya berpeluang kian menguat menuju Rp16.300/US$.
Teknikal rupiah juga memperlihatkan level Rp16.250/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah hari ini di dalam time frame daily, tren jangka pendek (Short-term).
Arah bunga The Fed
Penguatan rupiah hari ini terutama didorong oleh kian tebalnya ekspektasi pasar terhadap peluang penurunan bunga acuan Federal Reserve, bank sentral AS.
Pernyataan beberapa pejabat Federal Reserve terbaru, memperkuat ekspektasi bahwa Fed fund rate akan dipangkas di sisa tahun ini.
Gubernur The Fed San Francisco Mary Daly mengatakan para pembuat kebijakan mungkin perlu menyesuaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang untuk mencegah penurunan lebih lanjut pasar tenaga kerja AS.
"Pasar tenaga kerja telah melemah. Dan saya melihat perlambatan lebih lanjut sebagai sesuatu yang tidak diinginkan. Semua ini berarti kita kemungkinan perlu menyesuaikan kebijakan dalam beberapa bulan mendatang," kata Daly, dilansir dari Bloomberg News hari ini.
Sebelumnya, Gubernur The Fed Minneapolis Neel Kaskhari juga menilai perekonomian AS sedang melambat sehingga dalam waktu dekat sudah saatnya memulai penyesuaian suku bunga acuan.
Adapun dari dalam negeri, pasar akan mencermati rilis data cadangan devisa bulan Juli yang akan diumumkan hari ini.
Pelaku pasar juga masih menunggu kejelasan rencana Pemerintah Prabowo Subianto menggelontorkan insentif ekonomi lagi senilai Rp10 triliun juga wacana pemberian diskon tarif listrik lagi untuk mendongkrak ekonomi domestik.
Pada perdagangan Kamis pagi ini, bursa saham domestik melanjutkan penguatan dengan dibuka naik 0,57%. Reli harga saham makin kencang hingga menyentuh 7.564, mencerminkan kenaikan 0,78%.
Adapun di pasar surat utang negara pagi ini, berdasarkan pantauan data OTC Bloomberg, mayoritas tenor mencatat kenaikan tingkat imbal hasil. Yield 2Y naik 1,3 bps kini di 5,755%. Lalu tenor 5Y naik tipis 0,2 bps. Sedangkan tenor 10Y stagnan di 6,475%.
Kenaikan yield paling banyak dicatat oleh tenor pendek 1Y yang meningkat 2,7 bps kini di 5,727%. Sedangkan penurunan imbal hasil terbesar diperlihatkan oleh SUN-12Y yang terpangkas 1,4 bps kini di 6,685%.
(rui)
































