Logo Bloomberg Technoz

Sebelumnya, Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria bilang jika Danantara sedang menyiapkan sejumlah solusi jangka panjang untuk menyelesaikan persoalan utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB).

Pasalnya, Konsorsium proyek ini diketahui menanggung beban keuangan cukup besar, dan kini masuk dalam daftar prioritas restrukturisasi Danantara.

“Kami ingin penyelesaian kali ini bersifat komprehensif dan tidak mengganggu kinerja Kereta Api Indonesia ke depannya,” ujar Dony usai Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, belum lama ini.

Seperti diketahui, konsorsium KCJB melibatkan beberapa BUMN, antara lain PT KAI, PT Wijaya Karya (WIKA), dan PT Jasa Marga. Seluruh entitas ini terlibat dalam pengelolaan dan pendanaan proyek KCJB yang menelan biaya investasi hingga US$7,2 miliar, termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sekitar US$1,2 miliar.

Biaya tambahan tersebut disebabkan oleh berbagai kendala seperti pembebasan lahan, perubahan desain, serta kompleksitas teknis selama konstruksi.

Skema pembiayaan proyek ini terdiri dari 25% ekuitas dan 75% pinjaman. Pembangunan proyek Kereta Cepat Whoosh diperoleh dari dana pinjaman China Development Bank 75%.

Sedangkan 25% merupakan setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebesar 60% dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. Sebesar 40%.

(ell)

No more pages