Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi per kuartal 1 tahun 2025 tercatat sebesar 4,87%, sedikit lambat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 5,02% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Q4 2024.
Marisa mengungkap, faktor lain pemicu rumah murah lebih diminati adalah adanya peningkatan pencarian oleh generasi muda usia produktif dengan rentang usia 18–34 tahun yang mendominasi hampir 50% pengguna.
Sementara itu, rumah tapak paling banyak diminati pada kisaran luas 90–150 meter persegi sebesar 23,4%, disusul rumah dengan ukuran 20–60 meter persegi sebesar 22,6%.
Sedangkan untuk segmen rumah tapak di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) permintaan terhadap rumah dengan luas bangunan ≤20 meter persegi tercatat sangat rendah, dengan proporsi di bawah 1% di hampir seluruh wilayah, kecuali Jakarta Utara yang lebih tinggi sebesar 2,7%.
"Temuan ini menunjukkan bahwa secara umum, rumah berukuran sangat kecil kurang diminati oleh konsumen. Kemungkinan karena tidak memenuhi kriteria kelayakan atau kenyamanan, mencukupi kebutuhan ruang keluarga maupun fungsi hunian jangka panjang," tambah Marisa.
Sementara itu, rumah tapak dengan ukuran 20–60 meter persegi cenderung memiliki proporsi permintaan yang lebih signifikan, terutama di wilayah kota satelit seperti Bekasi, Bogor, dan Depok.
(ell)
































