James Attwood -- Bloomberg News

Bloomberg,  Insiden runtuhnya terowongan di salah satu bagian tambang terbesar milik Codelco belakangan memunculkan keraguan atas kemampuan raksasa tambang asal Cile itu untuk memenuhi target produksinya, di tengah meningkatnya permintaan global terhadap logam tembaga.

Hanya beberapa hari setelah menyambut keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang mengecualikan tembaga Codelco dari tarif impor tinggi, perusahaan kini menghadapi tragedi maut di tambang bawah tanah El Teniente.

Insiden ini bukan sekadar persoalan teknis. Codelco kini tengah menangani krisis kemanusiaan: satu orang tewas, sembilan orang terluka, dan lima lainnya masih dalam proses evakuasi dari kedalaman tambang.

Suasana dramatis di kawasan Pegunungan Andes, selatan Santiago, mengingatkan publik pada insiden 33 penambang yang terjebak di Cile 15 tahun silam.