'Hawkish' Fed akan Seret Rupiah Makin Lemah, Bisa ke Rp16.500/US$
Tim Riset Bloomberg Technoz
31 July 2025 07:31

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan akan mengalami tekanan lebih besar dalam perdagangan hari terakhir bulan Juli ini, di tengah kebangkitan indeks dolar Amerika Serikat (AS) kembali ke level 100 yang menjadi posisi tertinggi sejak Mei lalu pasca sinyal hawkish dari Federal Reserve dan data pertumbuhan ekonomi AS yang menunjukkan ketangguhan.
Indeks dolar AS melompat hingga lebih dari 1%, menyentuh level 100 lagi pada perdagangan kemarin ketika pasar mendapati pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang menilai kebijakan menahan suku bunga acuan akan lebih tepat dalam menghadapi ketidakpastian efek tarif. Meski DXY akhirnya ditutup 0,94% di level 99,81, itu masih merupakan level tertinggi sejak Mei silam.
Lonjakan DXY menekan pula harga surat utang AS, US Treasury. Yield di semua tenor melonjak dan mempersempit selisih imbal hasil investasi dengan obligasi terbitan Pemerintah RI.
Sentimen hawkish The Fed membuat mata uang di luar dolar AS, terkapar. Rupiah Nondeliverable Forward (NDF) sempat menyentuh level terlemah di Rp16.477/US$ di bursa New York kemarin sebelum akhirnya ditutup di posisi Rp16.460/US$, mencerminkan pelemahan 0,42% dibanding hari sebelumnya.
Pagi ini, sebagian mata uang Asia juga terkapar terutama baht dan ringgit. Sementara sebagian yang lain berhasil bertahan di zona hijau seperti yen, won, dolar Singapura serta yuan dan dolar Hong Kong.


































