"Meski mengecewakan karena belum ada hasil konkret yang dicapai, suasananya tampak konstruktif dan optimistis terhadap potensi kesepakatan di masa depan," ujar Kelvin Lam, Ekonom Senior China di Pantheon Macroeconomics, London. "Dalam jangka menengah, perpanjangan ini justru memperpanjang ketidakpastian kebijakan perdagangan, yang kemungkinan akan membebani perekonomian China pada paruh kedua tahun ini."
Beberapa faktor lain juga berpotensi menggerakkan pasar dalam waktu dekat. Di antaranya keputusan kebijakan The Fed yang akan diumumkan Rabu ini — di mana para pembuat kebijakan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga — serta data penting seperti laporan ketenagakerjaan yang dijadwalkan rilis Jumat. Empat raksasa teknologi juga akan mengumumkan kinerja keuangannya dalam dua hari ke depan.
“Investor kini lebih fokus pada data riil untuk mengkonfirmasi arah ekonomi dan kebijakan, alih-alih menafsirkan berlebihan kesepakatan dagang,” ujar Dilin Wu dari Pepperstone Group Ltd.
Dari sisi data ekonomi, keyakinan konsumen AS meningkat seiring meredanya kekhawatiran terhadap prospek ekonomi dan pasar tenaga kerja. Meskipun jumlah lowongan pekerjaan menurun, angkanya masih mencerminkan permintaan tenaga kerja yang cukup stabil.
“Secara keseluruhan, ini merupakan rangkaian data yang beragam dan belum cukup kuat untuk mengubah arah harga pasar maupun narasi makro secara signifikan,” kata Ian Lyngen dari BMO Capital Markets.
Dalam situasi yang jarang terjadi, para pengambil kebijakan The Fed akan bersidang di minggu yang sama saat pemerintah merilis laporan produk domestik bruto (PDB), ketenagakerjaan, dan indikator inflasi pilihan The Fed.
Para analis memperkirakan data-data tersebut akan menunjukkan pemulihan aktivitas ekonomi pada kuartal kedua, terutama karena defisit perdagangan yang menyempit tajam, sementara pertumbuhan lapangan kerja diperkirakan melambat pada bulan Juli. Laporan ketiga yang menjadi sorotan kemungkinan menunjukkan adanya peningkatan inflasi inti pada Juni dibanding bulan sebelumnya.
Dengan suku bunga acuan The Fed bertahan di kisaran 4,25%–4,5% sejak Desember lalu, pelaku pasar kini mencari petunjuk apakah pejabat Fed mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga pada musim gugur mendatang. Gubernur The Fed Jerome Powell berpotensi menghadapi perbedaan pandangan dari beberapa rekannya yang mendorong agar bank sentral mulai memberikan dukungan lebih kepada pasar tenaga kerja yang mulai melambat.
“Kami percaya The Fed ingin tetap fleksibel dalam menentukan waktu penurunan suku bunga selanjutnya. Menurut kami, The Fed akan bertahan sampai data riil benar-benar menunjukkan perlambatan ekonomi,” kata Luis Alvarado dari Wells Fargo Investment Institute. “The Fed masih memiliki peluang untuk menurunkan suku bunga di akhir tahun jika ekonomi benar-benar melemah dan selama inflasi mendukung.”
(bbn)






























