"Perluasan kerja sama LCT terus dilakukan dengan penambahan negara mitra baru, yaitu Korea Selatan pada September 2024 dan Uni Emirat Arab pada Januari 2025," ungkapnya.
"Kerja sama dengan negara mitra eksisting seperti Malaysia dan Thailand, juga terus diperkuat melalui perluasan cakupan transaksi untuk mendukung investasi portofolio, yang mulai diimplementasikan Maret 2025 serta penandatangan MoU penguatan LCT dengan Tiongkok," jelasnya.
Ke depan, penggunaan mata uang lokal dalam transaksi antar negara diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menjaga stabilitas makroekonomi nasional serta mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar akibat gejolak global.
Untuk itu, kementerian dan lembaga yang tergabung dalam Satgasnas LCT akan terus memperkuat koordinasi lintas sektor, menyelaraskan kebijakan, serta melakukan asesmen, survei berkala, dan pertukaran data untuk mengoptimalkan pelaksanaan LCT dan memastikan manfaat nyatanya bagi masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan menegaskan pentingnya peran LCT dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global dan domestik.
"Pemerintah telah mengupayakan berbagai kebijakan baik untuk memitigasi dampak kebijakan tarif AS dan geopolitik global, melalui proses negosiasi tarif dengan AS dan juga menyepakati I-EU CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement), serta terus melakukan mitigasi risiko domestik melalui berbagai stimulus untuk menjaga daya beli dan mendorong konsumsi serta investasi," jelasnya.
Melihat masih tingginya potensi risiko terhadap stabilitas nilai tukar, Ferry mengajak seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk mendukung perluasan penggunaan LCT, terutama pada sektor-sektor ekonomi potensial seperti pertambangan, mineral dan migas, pertanian, serta agroindustri.
(lav)

































