“Rata-rata dunia hanya US$78,73 miliar jauh melampaui ini dari value added dari penciptaan nilai tambah dan ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia menempatkan Indonesia pada posisi kedua belas besar di dunia dalam pencatatan nilai tambah di manufaktur” tambah Agus
Saat ini Agus menyebut Indonesia masih kalah dengan negara-negara Asia lainnya seperti China, Jepang, India dan Korea Selatan. Namun Ia meyakini kalau dalam 5 hingga 10 tahun ke depan Indonesia bisa naik menjadi peringkat 4 di Asia dan mempertahankan posisi puncak di ASEAN.
Makanya, dengan berbagai pelemahan daya beli yang dialami industri otomotif ini, Agus berjanji akan merumuskan berbagai kebijakan-kebijakan stimulus agar masyarakat bisa kembali belanja.
Tak cuma itu, Agus mengatakan jika saat ini pemerintah tengah berkomitmen untuk menciptakan iklim usaha yang stabil, termasuk melalui kebijakan yang bertujuan menjaga pembentukan harga serta memastikan agar sektor manufaktur termasuk industri otomotif tetap menjadi sektor utama penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan.
(ell)
































