Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana juga memastikan tidak akan ada perubahan peraturan ekspor mineral kritis ke AS meskipun terdapat kesepakatan tarif.
Dia mengatakan kesepakatan dengan AS tidak memuat aturan yang memperbolehkan ekspor mineral kritis yang belum diolah alias ore, melainkan harus diolah terlebih dahulu atau melalui proses hilirisasi.
“Apabila dibaca kalimatnya secara lengkap, itu adalah untuk mineral yang sudah terproses, all industrial commodities. Jadi bukan ekspor bijih mentah. Ini sejalan dengan program pemerintah untuk hilirisasi,” kata Dadan ketika dimintai konfirmasi Bloomberg Technoz, Rabu (23/7/2025).
Adapun, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso membeberkan mineral kritis menjadi salah satu komoditas yang menyita perhatian AS di tengah kelanjutan negosiasi tarif. Mineral kritis tersebut juga menjadi daya tawar negosiasi Indonesia.
“Secara umum mineral kritis menjadi poin perhatian dari pihak Amerika Serikat," kata Susiwijono kepada awak media di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Susiwijono mengatakan pembahasan soal mineral kritis itu bakal berlanjut sampai pada tataran teknis.
Hanya saja, dia enggan berkomentar lebih banyak terkait dengan bentuk ketertarikan AS pada akses mineral kritis Indonesia.
Tim delegasi perundingan tarif Indonesia baru-baru ini kembali melanjutkan lobi-lobi berkaitan dengan kemungkinan pengurangan besaran tarif saat ini.
Tim delegasi yang dipimpin Airlangga itu tengah mendorong sejumlah komoditas ekspor unggulan Indonesia, seperti minyak kelapa sawit, kakao hingga turunan nikel untuk mendapat tarif nol persen ke pasar AS.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan tarif 19% untuk Indonesia, sementara Negeri Paman Sam memiliki akses penuh terhadap pasar Indonesia tanpa tarif.
“Kami tidak akan membayar tarif. Jadi mereka memberi kami akses ke Indonesia, yang tidak pernah kami miliki. Itu mungkin bagian terbesar dari kesepakatan itu,” kata Trump pada Rabu (16/7/2025) lalu.
Dalam pernyataannya, Trump menegaskan keunggulan Indonesia yang memiliki komoditas tambang tembaga berkualitas tinggi.
Menurut dia, akses penuh yang diberikan oleh Indonesia akan memudahkan AS untuk memperoleh tembaga demi keperluan industri.
“Kami memiliki akses penuh ke Indonesia, semuanya. Seperti yang Anda tahu, Indonesia sangat kuat dalam tembaga. Mereka terkenal memiliki tembaga berkualitas sangat tinggi, yang akan kami gunakan,” tutur Trump.
Tak hanya itu, Trump juga menyoroti komoditas-komoditas yang dimiliki Indonesia, seperti tanah jarang serta material berkualitas lain.
(azr/wdh)





























