Deretan Stimulus Ekonomi Prabowo, Sudahkah Pro Rakyat?
Redaksi
17 July 2025 13:11

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perekonomian Indonesia tengah menghadapi tantangan kelesuan yang bila dibiarkan akan makin parah dan potensial menjatuhkan negeri ini dalam situasi resesi bila pertumbuhan yang terus anjlok.
Langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan, BI Rate, menjadi gebrakan penting sebagai dorongan dari sisi moneter. Di atas kertas, suku bunga acuan yang lebih rendah diharapkan bisa membawa tingkat bunga kredit perbankan ikut turun.
Ketika kredit mengucur membiayai ekspansi di sektor riil dengan tingkat bunga lebih murah, para pelaku usaha akan lebih percaya diri menggeber usaha karena potensi margin bisa lebih besar didukung biaya murah.
Namun, persoalannya adalah ketika sisi demand alias permintaan juga masih lemah. Suku bunga kredit yang rendah juga sepertinya akan mubazir karena pengusaha memilih menahan ekspansi menunggu sampai terlihat ada pemulihan tingkat permintaan dari konsumen.
Bukti lain kelesuan ekonomi adalah kinerja ritel yang lesu. Penjualan eceran pada kuartal II-2025 melambat dengan laju cuma 1,2% year-on-year, terendah dalam setahun terakhir. Penjualan ritel di kota-kota penyumbang konsumsi besar, seperti Jakarta, bahkan terkontraksi dalam lima bulan terakhir sampai double digit.