Meskipun kian landai, tetapi rupiah masih membukukan pelemahan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Sepanjang 2025 (year-to-date), mata uang Tanah Air terdepresiasi 0,12% terhadap greenback.
Namun suara pasar tidak bulat. Bahkan dissenting opinion, suara mbalelo, tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dari 31 analis/ekonom yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 14 di antaranya memperkirakan BI Rate bisa turun 25 basis poin (bps) ke 5,25%. Artinya, ada sekitar 45% ekonom/analis di konsensus yang memperkirakan demikian. Bukan jumlah yang kecil.
Tim Mega Capital Sekuritas memperkirakan BI Rate bisa turun ke 5,25%. Menurut mereka, penurunan BI Rate tidak akan mempengaruhi minat investor terhadap aset-aset berbasis rupiah, terutama di pasar surat utang.
Kemarin, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun turun 1,7 bps menjadi 6,58%. Yield untuk tenor 5 tahun juga terpangkas 2,6 bps ke 6,19% dan yang 20 tahun berkurang 2,2 bps jadi 6,98%.
(lav)






























