Logo Bloomberg Technoz

Perkembangan nilai tukar ringgit juga menjadi katalis bagi harga CPO. Sepanjang pekan lalu, mata uang Negeri Harimau Malaya melemah 0,51% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

CPO adalah aset yang dibanderol dalam ringgit Ketika ringgit terdepresiasi, maka CO menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Produksi minyak kelapa sawit./Bloomberg-Ferley Ospina

Analisis Teknikal

Lantas bagaimana ‘ramalan’ harga CPO untuk minggu ini? Apakah akan terjadi kenaikan 3 minggu beruntun?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO sejatinya menghuni zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 49.

RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Namun RSI CPO tidak jauh dari 50, sehingga boleh dibilang cenderung netral.

Sementara indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100. Paling tinggi, sangat jenuh beli (overbought).

Dengan demikian, sebenarnya harga CPO  berisiko turun minggu ini. Cermati pivot point di MYR 4.075/ton.

Dari pivot point tersebut, sepertinya harga CPO akan menguji support MYR 4.051/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di MYR 3.950 bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten ada di MYR 4.354/ton. Penembusan di titik ini bisa membuat harga CPO melambung ke MYR 4.419/ton.

(aji)

No more pages