Logo Bloomberg Technoz

Tak serupa, penawaran yang diberikan Indonesia kepada AS hanya dimungkinkan terjadi pada satu waktu saja. Menurut Dandy, Presiden Trump memiliki kepentingan bahwa kebijakan tarif ini bisa menurunkan defisit neraca perdagangan.

Peneliti CSIS Riandy Laksono juga menambahkan, dalam jangka pendek, Indonesia perlu berupaya untuk mencapai kesepakatan dengan AS tanpa kerangka perjanjian yang diskriminatif.

Hal ini dimaksudkan agar Indonesia tetap bisa mempertahankan dan menjaga rantai pasoknya. 

"Sehingga Indonesia perlu tetap memegang prinsip keterbukaan dan non-diskriminatif dari diplomasi perdagangannya, dan juga perlu membangun koalisi bersama negara-negara yang menghadapi tekanan serupa," tambahnya.

Solusi Hadapi Tarif AS

Oleh karena itu, Dandy menyarankan Indonesia bisa menggunakan RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) untuk bisa menghadapi perang dagang global ini. RCEP ini merupakan perjanjian dagang bebas antara negara ASEAN dengan mitranya yakni Tiongkok, Korea Selatan, Australia, Jepang, dan New Zealand.

"Kalau misalnya negara-negara di RCEP ini hold back itu artinya tidak melakukan peningkatan tarif. Kalau kita tidak melakukan retaliasi ini, akan membuat ASEAN itu tumbuh sekitar 2%. Kalau kita bisa mengajak blok-blok yang lain untuk bisa menahan diri, itu tentu dampaknya akan jadi lebih positif lagi," jelasnya.

(lav)

No more pages