Logo Bloomberg Technoz

Menanggapi penundaan tarif oleh Trump, Korea Selatan mengatakan akan memperbaiki aturan dan regulasi untuk memenuhi tuntutan AS guna menurunkan hambatan nontarif.

"Kami memandang surat ini sebagai perpanjangan de facto masa tenggang untuk memberlakukan tarif resiprokal hingga 1 Agustus," kata Kementerian Industri Korea Selatan dalam pernyataan pada Selasa, berjanji akan mempercepat negosiasi untuk mengamankan kesepakatan yang saling menguntungkan.

Pengumuman tarif AS terhadap Indonesia dan negara Asia lainnya./dok. Bloomberg

Perpanjangan ini menempatkan ekonomi Asia menjadi target tarif pemerintah AS sekaligus memberi waktu tambahan lebih dari tiga pekan untuk menegosiasikan tarif yang lebih rendah.

Yang memperumit kesepakatan tersebut ialah prospek tarif sektoral terpisah untuk produk-produk, termasuk mobil, cip, dan farmasi yang merupakan industri penting bagi ekonomi di seluruh Asia.

Indeks saham regional MSCI Asia mencatat kenaikan moderat pada perdagangan awal Selasa, di mana saham di Jepang dan Korea Selatan naik sebanyak 0,3%. Kontrak untuk indeks S&P 500 sedikit turun. Yen menguat tipis setelah mencatat penurunan terbesar dalam hampir dua bulan pada sesi sebelumnya.

Tarif sebesar 25% yang diumumkan Trump untuk semua impor dari Korea Selatan sama dengan tingkat tarif yang ditetapkan akan diberlakukan pada 9 Juli. Tarif baru Jepang 1% lebih tinggi dari yang diumumkan pada 2 April.

Meski merupakan dua sekutu terdekat AS di Asia, Jepang dan Korea Selatan menghadapi situasi domestik yang rumit, di mana menandatangani kesepakatan perdagangan mungkin berisiko secara politik.

Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung baru menjabat pada 4 Juni, dan pemilihan di majelis tinggi Jepang akhir bulan ini membuat pemerintahan Ishiba enggan memberikan terlalu banyak konsesi.

Ketika ditanya mengapa Trump memilih menyerang Jepang dan Korea Selatan terlebih dahulu, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menjawab hal itu "hak prerogatif presiden."

"Itu adalah negara-negara yang dipilihnya," imbuhnya.

"Jika tarif tetap berlaku, kemungkinan besar akan berdampak negatif secara signifikan pada perusahaan-perusahaan Jepang yang mengekspor ke AS, khususnya produsen mobil," kata James Halse, CEO & CIO Senjin Capital Pty Ltd. 

"Dampak negatif tersebut kemungkinan akan merembet ke rantai pasokan hingga ke pemasok mereka di Jepang yang mungkin tidak mengekspor sendiri ke AS."

Jepang awalnya dipandang sebagai mitra yang menjanjikan untuk kesepakatan cepat, tetapi negosiasi terhambat karena tarif mobil. Sektor ini menyumbang sebagian besar defisit perdagangan AS dengan Jepang, sekaligus menjadi pendorong utama pertumbuhan bagi Tokyo.

Dalam konferensi pers rutin pada Selasa, Sekretaris Kabinet Utama Yoshimasa Hayashi mengatakan Jepang akan mengambil semua langkah yang mungkin bisa mengurangi dampak tarif sebesar 25% yang diberlakukan secara menyeluruh.

Trump juga mengumumkan tarif 25% untuk Malaysia, sementara Laos dan Myanmar dikenai pungutan 40%. Negara-negara lain yang terkena tarif, termasuk Indonesia sebesar 32%, Bangladesh 35%, serta Thailand dan Kamboja dengan bea masuk 36%.

Pada suatu acara di Gedung Putih, Trump mengatakan, "secara umum" ia puas hanya dengan memberlakukan tarif, meski ia mengisyaratkan terbuka melanjutkan negosiasi, termasuk perundingan dengan India yang kemungkinan akan segera selesai.

"Kami telah mencapai kesepakatan dengan Inggris, kami telah mencapai kesepakatan dengan China, kami telah mencapai kesepakatan—kami hampir mencapai kesepakatan dengan India," kata Trump. "Negara-negara lain yang kami temui, kami berpikir kami tidak akan bisa mencapai kesepakatan. Jadi, kami hanya mengirimi mereka surat."

(bbn)

No more pages