Bloomberg Technoz, Jakarta - Mantan Vice President Gojek sekaligus investor saham, Benny Batara Hutabarat, turut bersuara menanggapi keluhan seorang investor ritel yang mengaku mengalami pembengkakan jumlah transaksi di platform aplikasi trading saham.
Melalui unggahan di akun media sosialnya, Benny menyampaikan kritik tajam, tanpa merujuk entitas penyedia platform transaksi saham tersebut.
“Horror amat? Sekuritas macam apa ini? @ojkindonesia @bareskrim Tolong segera diperiksa, sudah meresahkan masyarakat ini!!” tulis Benny dalam cuitannya di platform X (dulu Twitter), Senin (7/7/2025).
Cuitan itu merespons unggahan seorang nasabah yang mengaku mengalami kejadian janggal saat bertransaksi saham.
Dalam ceritanya, investor yang bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol) itu menyatakan bahwa ia hanya bermaksud membeli 10 lot saham Bank Negara Indonesia (BBNI) pada pukul 10.49 WIB.
Namun, saat memeriksa kembali aplikasinya pukul 11.00 WIB, ia terkejut karena jumlah transaksi berubah menjadi 138 lot—naik lebih dari 13 kali lipat dari yang direncanakan.
“Tagihan jadi membengkak 128 lot x Rp3.960. Uang yang tidak sedikit bagi saya yang seorang driver ojol yang sisihkan pendapatan untuk nabung saham,” tulis pengguna yang identitasnya tidak disebutkan.
Ia juga mengaku panik karena kewajiban pembayaran jatuh tempo dua hari bursa setelah transaksi (T+2), yakni pada Selasa, 8 Juli 2025. Jika tidak dilunasi, sahamnya berpotensi terkena forced sell, atau penjualan paksa oleh sekuritas.
“Ini bikin tambah panik saya. Aset yang saya kumpulkan bertahun-tahun sejak 2021 akan hilang!” ujarnya sambil menyebut akun Benny Batara: “Bantu om Bennix.”
***Judul dan informasi dalam artikel ini telah mengalami perubahan sebagai bentuk klarifikasi. Setelah ditelisik lebih lanjut, unggahan dalam akun @bennix.official tersebut tidak menyebut satu pun perusahaan sekuritas, termasuk Ajaib Sekuritas. Bloomberg Technoz meminta maaf atas misinformasi yang terjadi.***
(dhf)