Bagi Eropa — yang bersaing dengan negara lain dalam mengamankan kargo gas alam cair (LNG) — penurunan harga lebih lanjut bisa membantu meringankan upaya pengisian ulang stok menjelang musim dingin berikutnya.
China, salah satu konsumen LNG terbesar lainnya, juga berisiko mengalami penurunan permintaan akibat kebijakan dagang AS.
Trump mengatakan dirinya akan mengenakan tambahan tarif 10% bagi negara mana pun yang berpihak pada “kebijakan anti-Amerika dari kelompok BRICS,” yang mencakup Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Di sisi lain, Eropa terus mengisi kembali fasilitas penyimpanan gas yang sempat terkuras habis usai musim dingin tahun lalu yang lebih dingin dari biasanya.
Untuk sementara, permintaan dari China masih lesu, sementara pasokan pipa dari Norwegia — pemasok utama Eropa — meningkat seiring rampungnya pekerjaan pemeliharaan musiman di sejumlah fasilitas.
Kendati demikian, kawasan ini tetap rentan terhadap perubahan mendadak dari sisi pasokan maupun permintaan, terlebih karena cuaca panas meningkatkan konsumsi energi untuk pendingin udara.
Suhu udara di sebagian besar wilayah barat laut Eropa diperkirakan kembali naik pekan ini, sementara gelombang panas ekstrem masih menyelimuti kawasan selatan.
Kontrak Dutch front-month — acuan harga gas kawasan Eropa — diperdagangkan stagnan di level €33,32 per megawatt-hour pada pukul 08:48 pagi waktu Amsterdam.
(bbn)
































