Logo Bloomberg Technoz

Jepang Krisis Kelahiran, Kishida Gelontorkan Uang Rp375 Triliun

News
02 June 2023 09:35

Seorang wanita berkimono mendorong kereta bayi di distrik Asakusa Tokyo, Jepang, Sabtu (11/3/2023). (Shoko Takayasu/Bloomberg)
Seorang wanita berkimono mendorong kereta bayi di distrik Asakusa Tokyo, Jepang, Sabtu (11/3/2023). (Shoko Takayasu/Bloomberg)

Isabel Reynolds dan Emi Urabe - Bloomberg News

Bloomberg, Jepang akan mengelontorkan anggaran sekitar 3,5 triliun yen atau setara US$25 miliar (Rp375 triliun) untuk mendanai kebijakan-kebijakan yang mendorong kenaikan angka kelahiran. Hal ini diungkapkan Perdana Menteri Fumio Kishida, Kamis (1/6/2023), tanpa menjelaskan sumber pendanaan program ini.

"Kebijakan ini akan membuat pengeluaran keluarga per anak negara kita setingkat dengan Swedia, yang merupakan salah satu yang tertinggi di antara negara-negara maju,” kata Fumio Kishida usai pertemuan panel strategi membahas soal krisis kelahiran anak di Jepang.

Panel penasihat tersebut merilis rincian pengeluaran tahunan ekstra yang akan mencakup bantuan yang diperluas untuk keluarga yang memiliki anak.

Fumio Kishida, Perdana Menteri Jepang. (dok Kentaro Takahashi)

Fumio Kishida sendiri telah memperingatkan bahwa ancanam krisis populasi di Jepang bisa merusak kemampuan negara itu untuk bisa berfungsi sebagai sebuah masyarakat. Dia menjanjikan serangkaian langkah-langkah tanpa menjelaskan dari mana sumber dana untuk mendanai program itu padahal negera sudah memiliki utang yang besar.