Logo Bloomberg Technoz

Angka Kelahiran Ciut, Jepang Kekurangan 11 Juta Pekerja di 2040

News
30 March 2023 17:51

Seorang wanita berkimono mendorong kereta bayi di distrik Asakusa Tokyo, Jepang, Sabtu (11/3/2023). (Shoko Takayasu/Bloomberg)
Seorang wanita berkimono mendorong kereta bayi di distrik Asakusa Tokyo, Jepang, Sabtu (11/3/2023). (Shoko Takayasu/Bloomberg)

Low De Wei and Marika Katanuma - Bloomberg News

Bloomberg - Jepang kemungkinan akan kekurangan 11 juta lebih pekerja pada 2040, yang menunjukkan besarnya tantangan ekonomi negara itu akibat populasinya menua semakin cepat. Ini merupakan hasil riset dari Recruit Works Institute.

Riset independen tersebut memprediksi populasi penduduk usia produktif di Jepang akan menurun drastis mulai 2027. Pasokan tenaga kerja juga akan menyusut sekitar 12% pada 2040, meskipun permintaan tenaga kerja tetap stabil, tulis laporan yang dipublikasikan Selasa (27/3/2023).

Meningkatkan angka kelahiran kini menjadi program prioritas Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Jumlah kelahiran yang rendah bisa berakibat punahnya Jepang di masa depan. Selain itu, dia juga menjanjikan dana sekitar 1 triliun yen (US$ 7,6 miliar) untuk meningkatkan keterampilan penduduk dalam lima tahun ke depan.

Jepang alami krisis tenaga kerja (Bloomberg)

Saat ini dampak kekurangan jumlah pekerja sudah dirasakan Jepang. Menurut laporan tersebut populasi usia kerja diperkirakan akan menyusut sebesar 20% menjadi hanya 59.8 juta jiwa pada 2040. Saat ini total penduduk Jepang mencapai 126 juta jiwa. Kishida juga sedang berusaha mengatasi masalah defisit supir truk yang diperkirakan akan terjadi tahun depan.