"Karena itu, itu tidak bisa saling lempar begitu. Pemerintah bagusnya 'kami sedang berkolaborasi dengan seluruh kementerian yang ada untuk melakukan pengamanan bagaimana supaya orang datang ke Indonesia itu aman, jadi nggak takut'. Jadi jangan bilang tanggung jawabnya Raja Juli Antoni, nanti dia pusing juga Ibu, bareng aja jalan bersama," dia menambahkan.
Sebelumnya anggota Komisi VII DPR RI, Samuel Wattimena yang mempertanyakan sistem keamanan pariwisata pendakian gunung dimulai dari jasa tour guide, porter hingga evakuasi darurat yang dinilai sangat lama pada kasus Juliana.
“Apakah ada batasan jumlah pendaki per hari? Saya berbicara masalah Juliana Marins yang baru-baru ini menjadi pemberitaan dan cukup memberikan negatif publication, karena masalah security dari tourism kita,”ujar Samuel.
“Karena berdasarkan berita, korban ini masih terlihat hidup waktu dalam pantauan drone, tapi karena pertolongannya sangat terlambat, akhirnya tidak dapat tertolong kembali. Dan ini bukan hanya masalah negatif publication, tapi ini berhubungan dengan nyawa seseorang yang tentunya akhirnya ini menjadi bad tourism kita yang menyangkut security dari para tourism dunia,” tambahnya.
Widiyanti pun merespons bahwa sebenarnya pengelolaan Gunung Rinjani berada di bawah urusan Kementerin Perhutanan (Kemenhut). Namun, Widi telah melakukan koordinasi atas kejadian tersebut.
“Memang unik wisata Gunung Rinjani itu adalah ranah dari Kementerian kehutanan. Izin-izin dari penyediaan jasa wisata alam, dan usaha untuk melakukan penjualan tiket ada di bawah Kementerian Kehutanan. Makanya kita melakukan koordinasi, contohnya untuk kapal laut juga persetujuan nelayan itu ada di Menteri KKP, pengawasan," ujar Widiyanti.
"Dalam waktu dekat kita akan melakukan rapat-rapat dan kami juga telah membuat tim penanggulangan krisis, tim kami concern mengenai keselamatan. Memang pariwisata itu citra bangsa ya," dia menambahkan.
Diberitakan sebelumnya, Juliana meninggal dunia ketika mendaki Gunung Rinjani. Mendiang terperosok ke jurang Cemara Nunggal, yang berada di jalur puncak Rinjani pada pertengahan Juni kemarin.
Kejadian tersebut pun banyak mengundang kekecewaan warga netizen Brasil melalui media sosialnya terhadap pemerintah Indonesia yang dinilai tak mampu mengevakuasi secara baik sehingga membuat Juliana meninggal.
(dec/spt)