Selain itu, layanan perbankan digital BRI seperti e-channel, e-banking, cash management, dan trade finance turut memperkuat kontribusi terhadap SDG 8 dan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), memperluas jangkauan keuangan digital di berbagai lapisan masyarakat.
Tak hanya berfokus pada aspek ekonomi, BRI juga menunjukkan kepeduliannya terhadap ketahanan pangan melalui pembiayaan di sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Tercatat, 12,43% dari SDGs-linked revenue BRI pada 2024 berasal dari sektor ini, yang berkaitan langsung dengan pencapaian SDG 2 (Tanpa Kelaparan).
Dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau, BRI menyalurkan pembiayaan sebesar Rp86,56 triliun untuk Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL). Pembiayaan ini mencakup sektor energi terbarukan, pengelolaan sumber daya hayati, produk ramah lingkungan, transportasi berkelanjutan, dan pemanfaatan lahan yang berkelanjutan. Seluruhnya berkontribusi pada pencapaian SDG 7, 11, 12, dan 15.
Direktur Human Capital & Compliance BRI, A. Solichin Lutfiyanto menegaskan bahwa pencapaian-pencapaian tersebut mencerminkan konsistensi BRI dalam menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari model bisnis perusahaan.
“Dengan 65,46% dari pendapatan berbasis bunga dan biaya layanan dikategorikan sebagai SDGs-Linked Revenue, menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya bagian dari strategi BRI, tetapi menjadi inti dari model bisnis kami untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperluas akses keuangan inklusif di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Dengan pendekatan menyeluruh ini, BRI terus memperkuat peran strategisnya sebagai bank milik negara yang berkomitmen pada pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan.
(tim)