Logo Bloomberg Technoz

Kelaparan Makin Buruk Hantui Warga Gaza

News
06 August 2025 19:50

Warga Palestina menunggu mendapatkan makanan gratis dari dapur amal di Kota Gaza, Gaza, Senin (4/8/2025). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Warga Palestina menunggu mendapatkan makanan gratis dari dapur amal di Kota Gaza, Gaza, Senin (4/8/2025). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan, seiring bertambahnya jumlah korban kelaparan yang terus meningkat. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan, seiring bertambahnya jumlah korban kelaparan yang terus meningkat. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Konsumsi makanan dan tingkat gizi di Gaza telah mencapai titik terburuk sejak konflik dimulai. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Konsumsi makanan dan tingkat gizi di Gaza telah mencapai titik terburuk sejak konflik dimulai. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Hampir seluruh warga Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mengalami kelaparan, karena akses masuk bantuan ditutup oleh Israel. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Hampir seluruh warga Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mengalami kelaparan, karena akses masuk bantuan ditutup oleh Israel. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Konsumsi makanan di Gaza telah anjlok sejak Mei, dengan 39% warga dilaporkan tidak makan selama beberapa hari, (Ahmad Salem/Bloomberg)

Konsumsi makanan di Gaza telah anjlok sejak Mei, dengan 39% warga dilaporkan tidak makan selama beberapa hari, (Ahmad Salem/Bloomberg)

Lebih dari 500.000 orang — hampir seperempat populasi — hidup dalam kondisi seperti kelaparan, dan tingkat malnutrisi akut. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Lebih dari 500.000 orang — hampir seperempat populasi — hidup dalam kondisi seperti kelaparan, dan tingkat malnutrisi akut. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Malnutrisi akut serta laporan kematian akibat kelaparan — indikator ketiga dari krisis kelaparan — semakin sering ditemukan. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Malnutrisi akut serta laporan kematian akibat kelaparan — indikator ketiga dari krisis kelaparan — semakin sering ditemukan. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Namun, pengumpulan data yang akurat di Gaza sangat sulit dilakukan karena sistem layanan kesehatan yang nyaris lumpuh. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Namun, pengumpulan data yang akurat di Gaza sangat sulit dilakukan karena sistem layanan kesehatan yang nyaris lumpuh. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Warga Palestina menunggu mendapatkan makanan gratis dari dapur amal di Kota Gaza, Gaza, Senin (4/8/2025). (Ahmad Salem/Bloomberg)
Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan, seiring bertambahnya jumlah korban kelaparan yang terus meningkat. (Ahmad Salem/Bloomberg)
Konsumsi makanan dan tingkat gizi di Gaza telah mencapai titik terburuk sejak konflik dimulai. (Ahmad Salem/Bloomberg)
Hampir seluruh warga Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mengalami kelaparan, karena akses masuk bantuan ditutup oleh Israel. (Ahmad Salem/Bloomberg)
Konsumsi makanan di Gaza telah anjlok sejak Mei, dengan 39% warga dilaporkan tidak makan selama beberapa hari, (Ahmad Salem/Bloomberg)
Lebih dari 500.000 orang — hampir seperempat populasi — hidup dalam kondisi seperti kelaparan, dan tingkat malnutrisi akut. (Ahmad Salem/Bloomberg)
Malnutrisi akut serta laporan kematian akibat kelaparan — indikator ketiga dari krisis kelaparan — semakin sering ditemukan. (Ahmad Salem/Bloomberg)
Namun, pengumpulan data yang akurat di Gaza sangat sulit dilakukan karena sistem layanan kesehatan yang nyaris lumpuh. (Ahmad Salem/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyoroti kondisi kelaparan di Gaza yang makin buruk seiring dengan menipisnya waktu untuk melancarkan bantuan kemanusiaan berskala penuh ke kawasan konflik tersebut. 

Konsumsi makanan dan tingkat gizi di Gaza telah mencapai titik terburuk sejak konflik dimulai, menurut laporan bersama Program Pangan Dunia (WFP) dan Unicef. Artinya, dua dari tiga indikator resmi kelaparan telah terlampaui.

Tekanan meningkat terhadap negara-negara Barat untuk mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar meningkatkan upaya mengatasi krisis ini, di tengah kekhawatiran akan terjadinya kelaparan massal.

Israel mulai membatasi pengiriman bantuan sejak Maret ketika mereka melanjutkan kampanye militernya. Meski telah dibuat sistem distribusi baru, pelaksanaannya menghadapi berbagai hambatan.

Akhir pekan lalu, Israel memang meningkatkan distribusi bantuan, namun Kanselir Jerman Friedrich Merz dan Presiden AS Donald Trump tetap menyerukan agar lebih banyak bantuan disalurkan kepada mereka yang berisiko kelaparan.

Trump, yang dikenal sebagai pendukung kuat Israel, pekan ini menyatakan ketidaksetujuannya terhadap klaim Netanyahu bahwa tidak ada kelaparan di Gaza.

Trump bahkan mengusulkan pembentukan “pusat makanan” untuk meredakan situasi di wilayah tersebut.

Konsumsi makanan di Gaza telah anjlok sejak Mei, dengan 39% warga dilaporkan tidak makan selama beberapa hari, menurut laporan tersebut.

Lebih dari 500.000 orang — hampir seperempat populasi — hidup dalam kondisi seperti kelaparan, dan tingkat malnutrisi akut meningkat dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

(bbn)