Akibatnya, emas mengalami tekanan jual sehingga harganya turun.
Selain itu, perkembangan di Amerika Serikat (AS) juga menjadi pemberat laju harga emas. US Bureau of Labor Statistics melaporkan, perekonomian Negeri Adidaya menciptakan 147.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) selama Juni.
Angka itu naik dibandingkan Mei yang sebanyak 144.000. Juga di atas ekspektasi pasar dengan perkiraan 110.000.
Data ini memberi indikasi bahwa ekonomi AS masih solid. Kebutuhan akan stimulus, terutama dari sisi moneter, menjadi belum terlalu mendesak.
“Kemungkinan (penurunan suku bunga acuan) pada Juli praktis tertutup dan The Fed (Bank Sentral AS Federal Reserve) akan masuk libur musim panas. Data ketenagakerjaan membuat Powell (Jerome ‘Jay’ Powell, Gubernur The Fed) bisa menerapkan pendekatan wait and see,” kata Gregory Faranello dan AmeriVet Securities, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga belum turun.

Analisis Teknikal
Jadi bagaimana dengan prediksi harga emas hari ini? Apakah bisa bangkit berdiri atau malah kian terkoreksi?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas sudah masuk zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 44. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 44. Juga menghuni area jual (short).
Oleh karena itu, harga emas masih mungkin turun lagi hari ini, meski relatif terbatas. Target support terdekat ada di US$ 3.329/troy ons yang menjadi Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka US$ 3.323/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Target paling pesimistis atau support terjauh adalah US$ 3.227/troy ons yang merupakan MA-200.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 3.339/troy ons. Penembusan di titik ini bisa mengangkat harga emas menuju US$ 3.342/troy ons.
(aji)