Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – BPI Danantara mengumumkan keterlibatan di proyek pembangkit listrik hidrogen hijau dan desalinasi air senilai US$10 miliar (sekitar Rp162,15 triliun asumsi kurs saat ini) besutan ACWA Power Co. dan PT Pertamina (Persero).

CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengatakan kolaborasi dengan ACWA Power—perusahaan desalinasi air terbesar di dunia yang berbasis di Arab Saudi — akan menghadirkan modal dan keahlian untuk mempercepat proyek solusi energi surya, hidrogen, dan air terpadu.

“Dengan menyalurkan sumber daya milik negara ke dalam usaha dengan pemain global yang terbukti, kami bertujuan untuk mengkatalisis pertumbuhan berkelanjutan, meningkatkan ketahanan energi, dan menarik investasi asing langsung yang berkelanjutan,” ujarnya melalui pernyataan resmi, Kamis (3/7/2025).

Lebih lanjut, Rosan menjelaskan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Danantara dan ACWA Power akan difokuskan pada proyek pembangkitan energi terbarukan, turbin gas siklus gabungan, hidrogen hijau, dan desalinasi air. 

Percepat Pemanfaatan EBT, PLN Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Power untuk Produksi Hidrogen dan Amonia Hijau. (dok: PLN)

Proyek tersebut mencakup pengembangan teknologi energi terbarukan dan gas-ke-listrik kumulatif sebesar 500MW, tender listrik baru, proyek hidrogen hijau, dan lini bisnis operasi dan pemeliharaan (O&M).

Dengan total pendanaan proyek hingga US$10 miliar, kemitraan ini digadang-gadang membantu Indonesia mencapai target 34% porsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi primer nasional pada 2034 dan 87% pada 2060. 

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menambahkan perseroan akan berkontribusi pada strategi pertumbuhan gandanya, yakni memastikan keamanan energi nasional sekaligus mempercepat transisi energi.

“Dengan menggabungkan kekuatan pada energi terbarukan, hidrogen hijau, dan infrastruktur berkelanjutan, kami bertujuan untuk menciptakan nilai nyata bagi kedua negara dan memimpin transformasi kawasan menuju ekonomi rendah karbon," terangnya.

Masuk Malaysia

Sebelum menggandeng Danantara di Indonesia, ACWA Power belum lama ini melakukan kerja sama serupa dengan perusahaan-perusahaan Malaysia, termasuk peluang penjajakan pengembangan sekitar 13 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit listrik, dengan total investasi US$10 miliar hingga 2040.

Kolaborasi ACWA Power di Malaysia akan mencakup energi terbarukan, hidrogen hijau, dan solusi air berteknologi mutakhir, katanya dalam sebuah pernyataan. Di Negeri Jiran, perusahaan Saudi itu menandatangani perjanjian dengan Malaysian Investment Development Authority, medio April tahun ini.

Kolaborasi ini bertujuan untuk mendukung tujuan Malaysia dalam meningkatkan kapasitas energi terbarukan terpasang hingga 70% pada pertengahan abad ini.

Malaysia bertujuan untuk menghentikan penggunaan energi batu bara secara bertahap pada 2044 dan mencapai nol pada2050.

ACWA Power akan melakukan studi kelayakan bersama mengenai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung dan desalinasi air berskala besar dengan perusahaan listrik negara Tenaga Nasional Berhad dan yang lainnya.

(wdh)

No more pages