Logo Bloomberg Technoz

“Lapangan kerja menurun,” ujar Wang Zhe, ekonom senior di Caixin Insight Group. “Ekspansi dalam pasokan dan permintaan melambat. Meski perusahaan berupaya menarik pelanggan baru, pertumbuhan permintaan tetap terbatas.”

Tanda-tanda perbaikan di sektor manufaktur dan konstruksi pada Juni menimbulkan keraguan baru terkait kemungkinan Beijing meluncurkan stimulus tambahan di tengah tekanan dari tarif AS yang lebih tinggi. Sementara itu, harga properti masih kesulitan untuk pulih, yang membebani kekayaan rumah tangga dan keyakinan konsumen, sedangkan deflasi yang terus berlanjut menekan permintaan domestik.

Bank sentral China sendiri memberikan penilaian yang lebih optimistis terhadap perekonomian usai pertemuan kebijakan terbarunya. Hal ini membuat sebagian analis menilai bahwa urgensi stimulus tambahan dalam waktu dekat berkurang, mengingat laju ekspansi ekonomi masih berada di jalur untuk mencapai target resmi sekitar 5% pada kuartal kedua.

PMI non-manufaktur resmi, yang mencakup aktivitas sektor konstruksi dan jasa, tercatat 50,5 pada Juni, sedikit di atas proyeksi konsensus 50,3. Sub-indeks untuk sektor jasa cenderung bertahan di sekitar garis 50—batas antara kontraksi dan ekspansi—sejak awal tahun.

Survei swasta dan resmi mencakup ukuran sampel, wilayah, dan jenis usaha yang berbeda. Laporan Caixin lebih menitikberatkan pada perusahaan kecil dan menengah di sektor non-pemerintah.

Menurut JPMorgan Chase & Co, konsumsi sektor jasa hanya menyumbang 18% dari output ekonomi China—kurang dari setengah porsi konsumsi jasa di AS. “Rendahnya konsumsi di China terutama mencerminkan lemahnya konsumsi jasa, bukan lemahnya konsumsi barang,” tulis analis JPMorgan dalam laporan bulan lalu.

(bbn)

No more pages