Logo Bloomberg Technoz

Prospek Cerah BBRI, Rekomendasi BUY Tetap Dipertahankan


BRI Pimpin Daftar Perusahaan RI di Forbes Global 2000 (Bloomberg Technoz/Arie Pratama)
BRI Pimpin Daftar Perusahaan RI di Forbes Global 2000 (Bloomberg Technoz/Arie Pratama)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rekomendasi BUY terhadap saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali dipertegas, dengan target harga (TP) yang direvisi menjadi Rp5.400 per saham dari sebelumnya Rp6.400. Penyesuaian ini mencerminkan kekhawatiran terhadap kualitas aset, meskipun terdapat tanda-tanda awal dukungan dari berbagai inisiatif pemerintah, khususnya dalam menghidupkan kembali segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk BBRI dengan target harga Rp5.400, mencerminkan kekhawatiran terhadap kualitas aset meski ada dukungan dari program pemerintah untuk revitalisasi UMKM,” tulis Jonathan Gunawan, Analis Trimegah Sekuritas dalam laporannya.

Dalam proyeksi terbaru untuk tahun fiskal 2025, Trimegah mencatat adanya revisi turun sebesar -7,6% pada pendapatan bunga bersih (NII), peningkatan +7,8% pada provisi, serta penurunan -16,2% pada laba bersih. Meski demikian, momentum pemulihan diperkirakan mulai terlihat pada paruh kedua 2025, seiring dengan pulihnya segmen pinjaman mikro dan normalisasi bertahap kualitas aset.

“Kami percaya bahwa momentum pada semester II/2025 akan meningkat, didukung oleh pemulihan segmen pinjaman mikro dan normalisasi bertahap kualitas aset,” ujarnya.

Program Makan Gratis Diharapkan Dorong Likuiditas dan Inklusi Keuangan

Pemerintah melalui program strategis seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebut akan memberikan dampak struktural terhadap likuiditas di pasar massal, khususnya segmen UMKM.

“Kami memperkirakan transfer likuiditas ke pasar massal akan mulai terlihat pada paruh kedua 2025, didorong oleh skala besar program pemerintah seperti Program Makan Gratis,” imbuh Jonathan.

Program tersebut ditargetkan meningkat dari 6 juta penerima pada Mei 2025 menjadi 82,9 juta penerima pada November 2025, dengan total 32.000 satuan penyedia pelayanan gizi (SPPG) yang tersebar secara nasional.

Jonathan menambahkan bahwa program ini dapat mempersempit kesenjangan pertumbuhan dana pihak ketiga antara segmen korporasi dan UMKM. Bahkan, diperkirakan likuiditas tambahan yang disuntikkan ke ekonomi dapat mencapai Rp342 triliun, atau setara dengan 22,8% dari total pinjaman UMKM industri per April 2025.

“Jika share simpanan UMKM mulai tumbuh akibat transfer fiskal ini, hal tersebut bisa menjadi katalis struktural bagi momentum pembiayaan mikro BBRI ke depan," tambahnya.

Pemulihan Mikro Diprediksi Kuat di Semester II/2025

Meski pada triwulan I/2025 pertumbuhan kredit BBRI masih terkonsentrasi pada segmen korporasi (+13,0% YoY) dan menengah (+21,1% YoY), pemulihan segmen mikro diperkirakan akan menguat pada paruh kedua tahun.

“Kami memperkirakan pemulihan kredit mikro di semester II akan didukung oleh peningkatan penyaluran program pemerintah dan perbaikan kualitas pinjaman,” katanya.

Kinerja top-line BBRI sebelumnya sempat tertekan karena yield pinjaman wholesale lebih rendah dibandingkan segmen mikro. Namun, proyeksi menyebutkan bahwa CoC (cost of credit) akan selaras dengan panduan 3,2% dari BBRI, dengan NII tumbuh 4,2% YoY dan penurunan laba hanya -0,02% YoY di 2025, membaik dibanding kontraksi -14,9% YoY dalam kinerja hingga Mei 2025.

Valuasi Tetap Atraktif dengan Target PBV 2,5x

Target harga Rp5.400/saham dihitung menggunakan metode valuasi GGM dengan asumsi ROAE berkelanjutan sebesar 20,4%, cost of equity 13,9%, dan pertumbuhan jangka panjang 9,5%, yang menghasilkan PBV target sebesar 2,5x.