"Fluktuasi ini telah membersihkan leverage berlebih dan mengatur ulang posisi pasar hingga penutupan kuartalan."
Secara historis, kuartal ketiga dikenal sebagai periode dengan performa paling lemah bagi Bitcoin. Rata-rata return hanya sekitar 6%, dan pergerakan harga cenderung mendatar. Hal ini turut diperkuat oleh kondisi makro ekonomi Amerika Serikat yang belum stabil.
Ekonomi AS sendiri tengah memberikan sinyal yang beragam: belanja konsumen mulai melambat, sementara inflasi inti naik menjadi 2,7%, tetap berada di atas target The Fed.
Kondisi terbaru ini mempersulit pengambilan keputusan bank sentral terkait kebijakan suku bunga. Pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat tampak kecil kemungkinannya, seiring The Fed menunggu sinyal lebih jelas terkait arah pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, pasar kripto global juga terus bertransformasi. Platform Gemini dan perusahaan sekuritas China, GF Securities, mendorong adopsi aset tokenisasi, memperluas akses investor Eropa dan Hong Kong ke saham AS dan sekuritas digital.
Namun, risiko di sektor ini tetap tinggi. Kasus penipuan kripto senilai US$40 juta di Pennsylvania yang berujung pada hukuman delapan tahun penjara bagi pelakunya menegaskan pentingnya kewaspadaan dalam dunia keuangan digital.
(wep)
































