“Brownfield project yang ada di Indonesia itu sudah clear kita tawarkan ke Amerika Serikat (AS),” kata dia.
Di sisi lain, Airlangga menggarisbawahi, AS lebih dahulu berinvestasi pada tambang tembaga dan emas Grasberg, Papua lewat Freeport-McMoRan.
FCX memiliki 48,76% saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sekaligus menjadi pengelola operasi untuk tambang Grasberg, salah satu deposit tembaga dan emas terbesar di dunia.
Sebelumnya, Airlangga melakukan pertemuan secara daring dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat atau US Secretary of Treasury Scott Bessent pada Rabu (25/6/2025). Pertemuan itu menjadi bagian dari perundingan tarif dagang kedua negara.
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga meminta tanggapan dari Bessent atas tawaran yang disampaikan Indonesia kepada Gedung Putih, termasuk hal-hal lain yang masih diharapkan oleh AS.
Namun, Airlangga memastikan AS tidak memberikan tawaran baru. Dalam hal ini, Bessent memandang bahan negosiasi yang disampaikan Indonesia sudah cukup untuk merepresentasikan keinginan AS.
"Apa yang ditawarkan oleh Indonesia dijelaskan dan tentunya Indonesia ingin mendapatkan feedback. Apa saja yang sekiranya masih diharapkan oleh AS, dari pembicaraan kemarin cukup positif," ujar Airlangga saat ditemui di kantornya, Kamis (26/5/2025).
Sekedar catatan, Indonesia tengah menunggu respons yang diberikan pemerintah AS terhadap hasil perundingan tarif tersebut.
Indonesia - yang dikenakan tarif resiprokal 32% - masuk dalam kelompok pertama yang melakukan negosiasi.
Namun, pemerintah belum mengetahui dengan pasti apakah AS bakal mengumumkan keputusan negosiasi pada 8 Juli 2025, yang juga bertepatan dengan akhir periode penundaan penerapan tarif resiprokal.
Sebelumnya, delegasi Indonesia memulai negosiasi dengan AS pada 17 April 2025. Dari pertemuan tersebut, AS dan Indonesia sepakat isu kebijakan tarif dan kerja sama akan dibahas dan diselesaikan dalam 60 hari yang berakhir pada 16 Juni 2025.
Namun, dalam perkembangannya, Deputi II Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan AS menentukan bahwa tenggat negosiasi tarif adalah 8 Juli 2025, seiring dengan berakhirnya kesepakatan penundaan penerapan tarif resiprokal selama 90 hari, termasuk ke Indonesia sebesar 32%.
"Menunggu respons AS, mereka mengurus 18 negara atau mungkin lebih," ujar Edi kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (19/6/2025).
(naw)
