Logo Bloomberg Technoz

Penyebab Kemarau 2025 Mundur & Lebih Pendek Menurut BMKG

Farid Nurhakim
26 June 2025 16:50

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (Dok. BMKG)
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (Dok. BMKG)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati membeberkan faktor penyebab mundurnya awal musim kemarau 2025 dan cenderung lebih pendek durasinya daripada normalnya.

Hal ini disebabkan adanya kondisi curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya atau dalam kategori atas normal selama periode April-Mei tahun ini, yang seharusnya merupakan masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Dwikorita menjelaskan bahwa kondisi ini sudah diprediksi sebelumnya oleh BMKG lewat prakiraan iklim bulanan yang telah dirilis pada Maret 2025. Dalam prediksi itu, pihaknya mengantisipasi adanya peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian selatan seperti Sumatera bagian selatan, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Peningkatan curah hujan ini menyebabkan wilayah-wilayah tersebut belum bisa bertransisi sepenuhnya ke musim kemarau sebagaimana biasanya. 


“Prediksi musim dan bulanan yang kami rilis sejak Maret lalu menunjukkan adanya anomali curah hujan yang diatas normal di wilayah-wilayah tersebut, dan ini menjadi dasar utama dalam memprediksi mundurnya musim kemarau tahun ini,” tutur Dwikorita dalam siaran pers BMKG, dikutip Kamis (26/06).

Hingga awal Juni 2025, kata dia, baru sekitar 19% zona musim di Indonesia yang sudah memasuki musim kemarau. Artinya, sebagian besar wilayah di negeri ini sampai sekarang masih berada dalam kategori musim hujan, meskipun kalender klimatologis biasanya memperlihatkan bahwa musim kemarau seharusnya telah dimulai di banyak daerah pada periode ini.