Strategi "reset" yang diumumkan pada Februari oleh CEO Murray Auchincloss disambut dingin. Para analis dan investor mempertanyakan apakah perusahaan bisa mencapai tujuannya untuk meningkatkan produksi minyak dan gas, serta meningkatkan keuntungan.
Spekulasi semakin berkembang bahwa perusahaan yang tengah kesulitan ini akan menjadi target akuisisi, meski ukuran dan kompleksitas BP akan membuat kesepakatan apa pun sangat menantang.
Bulan lalu, Bloomberg melaporkan Shell telah mempelajari kelayakan akuisisi, tetapi menunggu harga saham dan minyak turun lebih lanjut sebelum memutuskan apakah akan mengajukan penawaran.
Sebelumnya, WSJ melaporkan Royal Dutch Shell Plc sedang dalam pembicaraan awal untuk mengakuisisi BP Plc, yang mempertimbangkan pendekatan tersebut dengan hati-hati.
Pembicaraan antara perwakilan perusahaan sedang berlangsung, tetapi detail potensi kesepakatan tidak bisa diungkap dan transaksi ini masih jauh dari pasti, demikian dilaporkan surat kabar tersebut, mengutip narasumber yang mengetahui informasi ini.
Aksi korporasi antara Shell dan BP akan menjadi salah satu akuisisi terbesar dalam sejarah industri minyak, yang melibatkan dua raksasa minyak Inggris dalam transaksi yang telah dibahas berulang-ulang selama puluhan tahun.
Kedua perusahaan pernah menjadi pesaing dekat—dengan ukuran, jangkauan, dan pengaruh global yang serupa—tetapi jalan mereka telah berbeda dalam beberapa tahun terakhir setelah BP bergerak terlalu cepat ke energi rendah karbon.
(bbn)































