Juru bicara Nvidia membenarkan pihaknya telah menarik diri dari pasar pusat data China karena pembatasan ekspor, dan menyatakan tidak mendukung pihak yang melanggar regulasi AS.
DeepSeek yang berbasis di Hangzhou sempat mencuri perhatian pada awal 2024 setelah mengklaim model AI-nya, DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1, mampu menyaingi model dari OpenAI dan Meta, dengan biaya hanya US$5,58 juta. Namun, para ahli AI skeptis dan menyebut biaya sebenarnya bisa jauh lebih besar.
Pejabat AS juga menyatakan DeepSeek telah disebut lebih dari 150 kali dalam catatan pengadaan militer China, termasuk kerja sama dengan lembaga riset milik Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). DeepSeek sendiri tidak memberikan tanggapan atas tuduhan tersebut.
Selain itu, perusahaan ini juga diduga mengirimkan data pengguna global, termasuk dari Amerika Serikat, melalui infrastruktur yang terhubung dengan China Mobile--perusahaan telekomunikasi milik negara. Praktik ini menimbulkan kekhawatiran serius soal privasi dan pengawasan.
(prc/wep)


































