Logo Bloomberg Technoz

AS Ungkap Kronologi Serang Iran, Disebut Operasi Midnight Hammer

News
23 June 2025 11:40

Kepala Pentagon Pete Hegseth di era Presiden Donald Trump kedua. (Al Drago/Bloomberg)
Kepala Pentagon Pete Hegseth di era Presiden Donald Trump kedua. (Al Drago/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Jantung dari operasi militer Amerika Serikat (AS) bertajuk “Midnight Hammer” adalah sebuah tipuan.

Sejumlah pesawat pengebom siluman B-2 milik AS — satu-satunya jet yang mampu membawa bom bunker-buster seberat 30.000 pon yang cukup kuat untuk menembus pegunungan tempat fasilitas nuklir Fordow Iran tersembunyi — terbang melintasi Samudra Pasifik menuju barat. Pergerakan pesawat ini yang terekam oleh pelacak penerbangan dipandang sebagai upaya intimidasi agar Iran mau kembali ke meja perundingan.

Namun kenyataannya, pesawat-pesawat tersebut hanyalah pengalih perhatian. Menurut Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth, kelompok B-2 lainnya justru terbang ke arah timur — secara harfiah di bawah radar — demi menjaga elemen kejutan taktis.

Manuver ini merupakan bagian dari operasi berdurasi 37 jam yang menghasilkan serangkaian serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordow, Isfahan, dan Natanz akhir pekan lalu. Serangan ini menandai keterlibatan langsung AS dalam konflik Iran-Israel dan memicu kekhawatiran akan meluasnya kekerasan di Timur Tengah, bahkan secara global. Ketegangan ini juga menjalar ke pasar keuangan, dengan prediksi penurunan saham, lonjakan harga minyak, dan penguatan dolar AS.

Pentagon menyatakan bahwa operasi Sabtu (21/6/2025) malam itu sukses, dengan tujuan mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Tidak ada personel militer AS yang menjadi korban, dan Iran juga tidak membalas tembakan terhadap aset militer AS. Hegseth menyebut Kongres baru diberi tahu setelah pesawat-pesawat berada di luar zona bahaya, bertentangan dengan laporan sebelumnya yang menyebut Presiden Donald Trump sudah memberi tahu pimpinan Partai Republik.