Logo Bloomberg Technoz

“Kami melihat situasi ini mirip dengan penutupan jaringan seperti tahun 2019,” kata Alp Toker, Direktur Netblocks, sebuah organisasi pemantau internet berbasis di London, merujuk pada pemadaman internet besar-besaran saat demonstrasi anti-pemerintah pada November 2019.

“Ini seperti tombol pemutus total. Tidak sering terjadi,” ujar Toker. Ia menambahkan, pembatasan ini juga membawa dampak serius terhadap kehidupan warga, seperti memutus komunikasi dan menyulitkan pelacakan keselamatan individu.

Israel mengejutkan publik Iran ketika meluncurkan serangan udara besar-besaran akhir pekan lalu, menewaskan sejumlah pejabat tinggi keamanan dan militer negara itu. Akurasi serangan tersebut mendorong pemerintah Iran memperingatkan warganya untuk menghapus aplikasi WhatsApp, karena dicurigai mengirimkan data pengguna ke Israel, meskipun aplikasi itu menggunakan enkripsi end-to-end.

Menanggapi hal ini, WhatsApp membantah tuduhan tersebut. Dalam pernyataan yang dikutip Associated Press, WhatsApp menyebut klaim itu sebagai “laporan palsu” yang bisa saja digunakan pemerintah Iran sebagai dalih untuk memblokir aplikasi itu “di saat masyarakat sangat membutuhkannya.”

“Ada banyak keterkejutan soal betapa mahirnya Israel dalam memanfaatkan jaringan komunikasi Iran — beberapa laporan menunjukkan mereka menggunakan setiap celah koneksi yang tersedia untuk melancarkan operasi yang mereka inginkan,” kata Toker.

Israel terus menggempur situs nuklir dan target-target militer di Teheran serta sejumlah kota lainnya.

Menurut pemerintah Iran, setidaknya 224 orang — sebagian besar warga sipil — telah tewas akibat serangan tersebut. Namun, Lembaga Jaringan Aktivis Hak Asasi Manusia yang berbasis di Oslo memperkirakan jumlah korban mencapai 639 warga sipil.

Iran telah membalas dengan ratusan rudal balistik, yang menurut Israel telah menewaskan 24 warga sipil, sebagian besar di Tel Aviv.

Meski akses internet dalam negeri dibatasi, media resmi dan semi-resmi Iran tetap aktif melalui aplikasi Telegram, yang dinilai lebih netral karena tidak bermarkas di AS, kata Toker.

Setelah pembatasan internet mulai diberlakukan pekan lalu, Elon Musk menyatakan lewat akun X pada 14 Juni bahwa layanan Starlink “telah aktif” di Iran.

Sementara itu, sebuah kelompok peretas pro-Israel mengklaim bertanggung jawab atas serangan siber terhadap salah satu bank terbesar di Iran. Media IRIB News yang dikelola pemerintah juga melaporkan bahwa Israel telah melancarkan serangan siber skala penuh terhadap infrastruktur penting negara tersebut.

(bbn)

No more pages