Meski bea masuk sejauh ini belum meningkatkan inflasi AS, sentimen konsumen masih rapuh dan keuangan rumah tangga memburuk di tengah kenaikan biaya hidup yang persisten dan suku bunga yang tinggi.
Meski AS telah membuat kesepakatan dagang dengan China bulan ini dan perundingan dengan negara-negara lain terus berlanjut, Trump pekan lalu memberi sinyal akan menaikkan tarif mobil AS "dalam waktu dekat" dan berencana menetapkan tarif sepihak dalam beberapa pekan ke depan.
Jajak pendapat Bloomberg News bulan lalu menunjukkan tiga dari lima responden mengurangi pengeluaran karena khawatir akan potensi resesi, terutama pada sektor jasa, seperti makan di luar dan hiburan.
Data ritel menunjukkan penjualan kelompok kontrol—dasar perhitungan pemerintah terhadap pengeluaran barang untuk produk domestik bruto (PDB)—meningkat 0,4% pada Mei, didukung oleh kenaikan penjualan barang-barang olahraga, furnitur, dan pakaian. Indeks ini mengecualikan jasa makanan, dealer mobil, toko bahan bangunan, dan pom bensin.
Sebelum angka-angka ini dirilis, GDPNow dari Federal Reserve Atlanta memperkirakan kenaikan 3,8% untuk kuartal kedua, yang akan menandai pemulihan dari kontraksi pada awal tahun akibat lonjakan impor besar-besaran sebelum tarif berlaku.
Pejabat The Fed mengatakan masih menunggu kejelasan lebih lanjut tentang bagaimana kebijakan Trump akan mempengaruhi ekonomi. Mereka diprediksi akan menahan suku bunga pekan ini. Para pembuat kebijakan juga akan merilis perkiraan ekonomi baru, yang pertama sejak pengumuman "Hari Pembebasan" Trump tentang tarif tinggi pada 2 April.
(bbn)































